Ia beralasan bahwa karantina menghancurkan lapangan pekerjaan dan menyebabkan banyak orang di kalangan penduduk miskin menderita.
Ketika berbicara kepada Rede TV, Bolsonaro mengkritik isolasi diri dan langkah-langkah lain yang diberlakukan oleh pemerintah setempat untuk membatasi penyebaran virus.
Pandangannya itu lagi-lagi tampak bertentangan dengan langkah yang diupayakan Menteri Kesehatan Luiz Henrique Mendetta.
Mendetta pada Senin meminta masyarakat Brazil untuk menjaga jarak fisik secara maksimum agar tidak sampai membebani sistem kesehatan yang rapuh di negara itu. Ia menyebutkan 200 juta alat pelindung diri akan tiba dari China bulan depan.
"Kita sudah tidak bisa memaksakan karantina melebihi daripada yang sudah ada sekarang," kata Bolsonaro.
Ia menambahkan bahwa pertanyaan yang paling banyak ditanyakan orang-orang kepadanya adalah kapan mereka bisa kembali bekerja.
Senat Brazil pada Senin malam meloloskan RUU yang menjamin sebagian warga negara termiskin di negara itu memperoleh dana 600 real Brazil (sekitar Rp1,8 juta) per bulan selama tiga bulan. Paket bantuan itu bisa menelan biaya hampir 50 miliar real (sekitar Rp157 triliun).
Sebelumnya pada Senin, Bolsonaro mempertajam perselisihannya dengan pemerintah negara bagian.
Ia mencap para gubernur di negara-negara bagian yang paling parah terdampak virus corona sebagai "pembunuh lahan pekerjaan". Ia menganggap demokrasi menghadapi risiko jika krisis virus corona mengarah pada kekacauan sosial.
Sumber: Reuters
Baca juga: Dokter di pedalaman Amazon idap corona
Baca juga: Presiden Brazil sebut yang terapkan "lockdown" penjahat
Baca juga: Brasil tutup perbatasan untuk warga Venezuela karena virus corona
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020