Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar investigasi penyebab kecalakaan kapal penumpang KM Teratai Prima di Perairan Mejene, Sulawesi Barat, dilakukan secara menyeluruh sehingga dapat dijadikan bahan pelajaran untuk mencegah kejadian serupa di masa yang akan datang. Hal itu disampaikan Presiden Yudhoyono kepada Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal saat mengecek persiapan Pemprov DKI Jakarta dalam menangani banjir di Kantor Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Rabu siang. Dalam kesempatan tersebut, Menhub Jusman Syafii Djamal diberi waktu untuk menjelaskan tentang perkembangan terbaru penyelidikan kecelakaan KM Teratai Prima di kawasan Majene, Sulawesi Barat. "Lanjutkan investigasi menyeluruh, jangan bersikap melunak. Kita harus melindungi jiwa rakyat kita," kata Presiden setelah mendengarkan pemaparan Menhub yang telah melakukan peninjauan ke lokasi kejadian. Lebih lanjut Presiden mengatakan, pemeriksaan terhadap alat-alat perlengkapan keselamatan penumpang khususnya di Kapal Laut juga harus segera dilakukan tanpa menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Jangan tunggu hasil KNKT, keluarkan perintah untuk mencek peralatan kapal dan jangan diizinkan berlayar jika tidak juga lengkap," tegas Presiden. Presiden juga meminta agar peringatan dini atas kondisi cuaca dan gelombang laut disampaikan tidak hanya kepada otoritas transportasi di setiap wilayah, namun juga diberikan kepada seluruh gubernur, bupati dan walikota. "Maklumat itu seharusnya juga disampaikan kepada gubernur, bupati, dan walikota, karena dalam kondisi saat ini, transportasi di daerah, baik darat, laut maupun udara, harus diawasi betul-betul," kata Yudhoyono. Sementara itu, Menhub dalam paparannya kepada presiden mengatakan, pihaknya telah mendapat keterangan dari sejumlah orang yang terkait dengan peristiwa kecelakaan itu, baik nahkoda kapal, syahbandar, kepala pelabuhan, maupun korban yang selamat. Jusman menjelaskan, dari keterangan sejumlah pihak itu, selanjutnya akan diverifikasi sehingga dapat diketahui penyebab kecelakaan kapal penumpang tersebut. Jusman juga mengatakan, selanjutnya Departemen Perhubungan akan mengeluarkan maklumat pelayaran yang diberikan oepada otoritas pelayaran seperti syahbarndar, nahkoda, dan kepala pelabuhan untuk lebih memperhatikan peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait cuaca dan gelombang. KM Teratai Prima yang membawa sekitar 250 penumpang dan 17 anak buah kapal, Minggu (11/1) dini hari, tenggelam di sekitar perairan Baturoro, Kabupaten Majene, akibat diterpa gelombang laut yang disertai angin kencang dan hujan deras saat melakukan perjalanan dari Kota Pare-Pare, Provinsi Sulawesi Selatan menuju Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009