"Dividen asuransi biasanya sekitar 30 persen, akan kita turunkan di bawah batasan itu dan bahkan hingga nol persen," kata Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR-RI, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin.
Empat BUMN asuransi tersebut yaitu PT Asuransi Kesehatan, PT Jamsostek PT Asuransi ABRI (Asabri), dan PT Taspen.
Menurut Said, kebijakan penurunan deviden tersebut agar hasil pengelolaan dana dapat dimanfaatkan kembali untuk meningkatkan modal perusahaan.
Khusus Jamsostek ujarnya, penurunan dividen agar perseroan dapat meningkatkan penempatan dana kepada tenaga kerja peserta asuransi.
Sabelumnya, Kementerian BUMN telah mengisyaratkan menurunkan dividen BUMN Perbankan dari sebelumnya 50 persen.
Namun Said tidak menyebutkan besaran dividen bank BUMN karena masih dalam pembahasan.
Alasan penurunan vividen bank BUMN terkait untuk menghadapi kondisi ekonomi terkait krisis keuangan global demi menjaga rasio kecukupan modal (CAR) bank.
Menurutnya untuk tahun 2009 seiring dengan krisis ekonomi tersebut, Kementerian BUMN tetap menyesuaikan besaran dividen berbeda masing-masing sektor.
PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) misalnya, setelah perseroan itu resmi masuk Kementerian BUMN pada tahun 2008, sehingga pada tahun buku 2009 akan dikenai dividen.
Pada tahun buku 2008 total dividen seluruh BUMN kepada APBN 2009 mencapai Rp26,1 triliun, turun dibanding dividen tahun sebelumnya sebesar Rp29,08 triliun.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
Yang paling penting bagi Badan Milik Negara adalah kontrol dan kualitas pelayanannya....