Beijing (ANTARA News) - China melakukan kerja sama dengan sejumlah negara untuk memberantas flu babi yang menyerang Meksiko dan menyebabkan kematian ratusan warga serta mengancam ke dalam suatu penyakit global.
"Setiap manusia yang masuk ke China dari sejumlah negara yang telah terjangkit penyakit itu untuk melaporkan kemungkinan adanya flu ke pihak berwenang," demikian suatu edaran darurat yang dikeluarkan Adminsitrasi Umum Pengawasan Kualitas, Inspeksi dan Karantina (AQSIQ) seperti dikutip China Daily, di Beijing Senin.
Untuk itu, pihaknya telah memerintahkan pihak bea cukai di China untuk memeriksa suhu badan penumpang yang baru tiba ke China.
Peningkatan kewaspadaan juga telah dilakukan di Bandara Internasional Ibukota Beijing.
"Tiga alat pemantau suhu badan telah dioperasikan di bandara. Kami menyiapkan pakaian pelindung pakaian dan perlengkapannya juga dan untuk penumpang dari Meksiko dan negara-negara yang telah tertular flu akan dipantau lebih seksama," kata Li, petugas bea cukai di bandara Beijing.
Kementerian Kesehatan, sebelumnya mengatakan bahwa tidak ada keterangan yang menyebutkan bahwa seseorang dapat tertular penyakit itu usai makan daging babi.
Pemerintah Hong Kong juga telah meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit itu secara "serius".
Menteri Makanan dan Kesehatan York Chow mendesak masyarakat untuk menghindari tempat terjadinya kasus wabah itu dan menyebutkan bahwa virus itu dapat menambah daftar Hong Kong sebagai wabah.
Virus mematikan flu babi jenis A/H1N1, adalah kombinasi virus babi, burung dan manusia, telah menularkan lebih 1.300 orang di Meksiko, dan ratusan tewas dengan usia antara 25-45 tahun.
Virus, yang berhasil diketahui pada Jumat, juga menularkan 19 orang di Amerika Serikat serta 10 orang di Selandia Baru.
Pihak berwenang di Amerika Serikat menyebutkan bahwa penyebaran virus itu adalah dari manusia ke manusia, sehingga menyebabkan kepanikan penyakit global.
Di Meksiko, banyak warga yang menggunakan masker untuk pelindung, dan para pekerja kesehatan mencari masyarakat yang memiliki gejala flu.
Seorang pejabat di Kedubes China di Meksiko Xu, mengatakan tidak ada warga China di negara itu yang tertular virus itu. Pihak kedubes telah menyiapkan 24 jam jaringan telepon khusus untuk membantu para warga China yang ada di negara itu.
Sekalipun tidak ada penularan di China, Kementerian Kesehatan telah mengumpulkan sejumlah tenaga ahli untuk mempelajari virus itu serta berjanji terus memantau situasi lebih dekat.
"Kami akan secara intensif melakukan komunikasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah Amerika Serikat serta Meksiko untuk pertukaran berita mengenai perkembangan terakhir," demikian Kementerian Kesehatan China.
China mengimpor ribuan ton daging babi dari Uni Eropa dan Amerika Serikat, dan dalam kenyatan impor 10.500 ton selama Januari, tapi tidak diketahui apakah Meksiko salah satu pemasoknya.
Sekalipun memiliki pengalaman menakutkan mengenai penyakit menyerang paru-paru (SARS), yang membunuh 800 orang tahun 2003, serta penyebaran flu babi bisa menyebar cepat, masyarakat China secara umum bersikap tenang.
Wang Jing, ilmuwan dari Akademi Inspeksi dan Karantina China, mengatakan masyarakat bisa mencegah penularan penyakit itu jika mereka mencucui tangannya sesering mungkin setelah melakukan pekerjaan, menghindari kontak dengan babi hidup dan menjaga ventelasi dengan baik di rumah dan ruang kerja.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009