Singapura (ANTARA News) - Harga minyak lebih rendah di perdagangan Asia pada hari Senin karena kekhawatiran seputar melemahnya ekonomi global yang masih berlanjut telah menekan harga energi, kata para analis.

AFP melaporkan, kontrak berjangka utama New York, untuk minyak mentah jenis light sweet pengriman Juni turun 90 sen menjadi 50,65 dolar AS per barel.

Sementara minyak mentah Brent North Sea juga untuk penyerahan Juni turun 76 sen menjadi 50,91 dolar. "Di mana merupakan suatu pelemahan yang masih berlangsung dalam berbagai aktivitas ekonomi," kata Jason Feer, wakil pimpinan analis energi Asia Pasifik, Argus Media.

Penurunan harga itu muncul setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan Minggu bahwa harga minyak mentah saat ini di mana tidak mencukupi untuk menutupi biaya investasi para produsen minyak.

"Harga 50 dolar adalah tidak cukup untuk mengatasi biaya investasi ke depan," kata Sekjen OPEC Abdalla El-Badri kepada pers di Aljazair.

"Harga yang layak dan pantas adalah lebih dari 70 dolar AS per barel," katanya.

Namun, El-Badri tidak mengatakan jika OPEC akan menurunkan lagi produksi pada saat mereka mengadakan pertemuan di Wina pada 28 Mei mendatang.

Sementara itu harga minyak mentah menunjukkan kenaikan moderat pada Kamis pekan lalu di New York, karena dolar AS melemah terhadap euro dan mata uang utama lainnya, membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi para pemegang mata uang kuat lainnya, kata para dealer.

Mata uang AS itu turun pada Kamis lalu terutama terhadap euro, yang telah melewati 1,31 dolar sekitar pukul 1900 GMT .

Sebuah pelemahan dolar membuat minyak mentah lebih murah bagi para pembeli yang menggunakan mata uang kuat.

Menurut data pemerintah AS Rabu pekan lalu, stok minyak mentah negara konsumen energi terbesar dunia itu mencatat kenaikan lebih besar daripada perkiraan, untuk kali keenam pekan berturut-turut, ke sebuah rekor tertinggi baru sejak 1990.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009