Roma (ANTARA) - Pemerintah Italia, pada Senin (30/3) saat jumlah infeksi baru COVID-19 menurun, mengatakan akan memperpanjang karantina wilayah nasional, yang seharusnya berakhir pada Jumat, hingga musim Paskah pada April.

"Evaluasi diperpanjang untuk semua langkah pencegahan, paling tidak sampai Paskah. Pemerintah akan akan bergeser ke arah ini," kata Menteri Kesehatan Roberto Speranza melalui pernyataan usai rapat dengan komite ilmiah yang menasehati pemerintah .

Kementerian Kesehatan tidak menyebutkan tanggal akhir untuk perpanjangan tersebut, namun mengatakan akan ada undang-undang yang diusulkan pemerintah. Paskah Minggu tahun ini jatuh pada 12 April. Italia didominasi oleh penganut Katolik Roma dan menaungi Vatikan, yang merupakan jantung gereja.

Italia telah memberlakukan karantina wilayah selama tiga pekan, dengan penutupan sebagian besar toko, bar dan restoran. Warga juga diimbau tetap berada di dalam rumah dan hanya pergi untuk urusan penting.

Italia memperlihatkan jumlah kematian COVID-19 tertinggi di dunia sekaligus menanggung lebih dari sepertiga kematian global.

Total kematian di negara itu akibat corona meningkat menjadi 11.591 sejak wabah muncul di kawasan Italia utara pada 21 Februari.

Menurut Badan Perlindungan Sipil, jumlah kematian melonjak 812 dalam 24 jam terakhir, menyudahi penurunan selama dua hari, meski jumlah kasus baru infeksi virus hanya naik 4.050, sehingga total pengidap mencapai 101.739 orang. Angka kasus baru tersebut merupakan peningkatan terendah sejak 17 Maret.

Ketika menyoroti bahaya penyakit tersebut, asosiasi dokter Italia mengumumkan bahwa 11 dokter lainnya meninggal sehingga menambah jumlah total menjadi 61 anggota asosiasi.

Sumber: Reuters
​​​​​​​
Baca juga: Italia darurat COVID-19, beli masker dibatasi 2-5 lembar per hari

Baca juga: Italia "lockdown", KBRI Roma tetap sediakan layanan untuk 3.130 WNI

Baca juga: Lima biarawati asal Indonesia di Italia positif COVID-19

Polda Metro gelar rakor pelatihan simulasi karantina wilayah

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020