Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Juru bicara kelompok utama Taliban di suatu kawasan bagian baratlaut Pakistan pada Minggu mengecam serangan pemerintah yang dianggapnya melanggar perjanjian damai dan mengancam membuat negeri itu menjadi "Afghanistan" lain.
"Ini pelanggaran perjanjian damai. Tapi perjanjian damai itu bukan antara kami dan pemerintah melainkan perjanjian antara pemerintah dan Maulana Soofi Mohammad (ulama yang pro Taliban)," katanya kepada AFP.
"Jika Soofi Mohammad ingin mengakhiri perjanjian ini, kemudian Taliban akan menyiapkan cara beraksinya," ujarnya.
Pakistan mengatakan pada Minggu pihaknya melancarkan serangan baru terhadap militan Taliban di distrik Lower Dir, di bagian baratlaut negeri itu, setelah mendapat tekanan keras dari Amerika Serikat agar menghentikan gerak maju kelompok militan tersebut.
Pemerintah menyetujui suatu perjanjian pada Februari yang membolehkan pemberlakuan hukum Islam di Swat, kawasan di baratlaut negeri itu yang dihuni tiga juta orang dalam usaha mengakhiri pemberontakan brutal oleh Taliban.
Swat dulunya sebagai tempat terkenal untuk bermain ski.
"Jika pemerintah melakukan kebiadaban terhadap kami lalu Taliban berhak untuk membalas," katanya. "Sekarang ada kelompok Tehreek-e-Taliban Swat dan Tehreek-e-Taliban Peshawar akan dibentuk. Sampai sejauh mana pemerintah bergerak? Jika terus dengan kebijakan-kebijakan sama, negeri ini akan segera menjadi Afghanistan," tambahnya.
Militer Pakistan melaporkan baku tembak hebat pada Minggu dan mengatakan "sejumlah militan terbunuh, termasuk seorang panglima lokalnya".
Seorang perwira keamanan memberi tahu panglima itu bernama Maulana Shahid yang "bertanggung jawab" atas wilayah Taliban di Dir dan membunuh delapan lain ketika para serdadu menggempur madrasahnya.
Pria Polandia
Dari Miranshah, Pakistan, sumber-sumber mengatakan para militan Taliban pada Minggu menyerahkan kepada pejabat Pakistan mayat seorang pria Polandia yang dipancung pada Februari setelah ditawannya selama berbulan-bulan.
Ahli geologi Piotr Stanczak, 42, bekerja di Pakistan untuk sebuah perusahaan eksplorasi minyak dan gas alam Polandia ketika ia diculik di kawasan bagian baratlaut Pakistan September lalu. Para penculik membunuh sopir dan pengawalnya.
Pemancungannya terjadi pada 7 Februari. Aksi itu difilmkan oleh para penculik dan menimbulkan reaksi Warsawa yang mengecam "sikap apatis" Islamabad atas penanganan terorisme.
Tubuh Stanczak diserahkan kepada para pejabat di kota Razmak, 65 kilometer sebelah selatan Miranshah, kota utama distrik Waziristan, yang berbatasan dengan Afghanistan, ujar seorang pejabat.
Pejabat itu yang tak mau disebutkan jatidirinya mengatakan jasad itu diterbangkan ke suatu tempat yang tak diungkapkan karena alasan keamanan.
Di Islamabad, seorang diplomat Polandia mengatakan kepada AFP bahwa kedutaan besarnya sedang menunggu rincian lebih jauh tentang penemuan jasad Stanczak.
Polandia telah menewarkan hadiah senilai satu juta zloty (290.000 dolar AS) bagi informasi yang mengarah pada penangkapan para militan Taliban yang memancung Stanczak.
Warsawa juga meminta bantuan AS untuk membantu menangkap pembunuh Stanczak.
Polandia merupakan sekutu dekat Washington dan telah mengirim ratusan serdadu ke Afghinistan, tetangga Pakistan, untuk memerangi Taliban di sana sebagai bagian dari pasukan NATO.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009