Pekanbaru (ANTARA News) - Kabut asap yang menutupi perairan Selat Rupat di Kabupaten Bengkalis, Riau, menghalangi upaya pencarian korban kapal nelayan yang karam di perairan itu Sabtu petang kemarin (25/4).

Pencarian korban di selat yang berada di antara Pulau Rupat dan Kota Dumai di pesisir timur Sumatra itu, terganggu oleh kabut asap yang berasal dari pembakaran hutan, sementara cuaca cerah, kata Kapten Kapal Manis Madu, Iptu M Sapto, di Selat Rupat, Minggu.

Menurut dia, kabut asap membuat jarak pandang kurang dari satu mil.

"Laut tenang, angin tidak bertiup kencang, tetapi kabut asap yang tebal sejak tadi pagi hingga pukul 10.30 WIB menghalangi jarak pandang kami," katanya.

Informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menyebutkan, dari pantauan satelit NOAA 18 pada Sabtu (25/4) terdapat 26 titik api pembakaran hutan dan lahan di wilayah Riau.

Sebanyak 26 titik api itu tersebar di Kabupaten Rokan Hilir 14 titik, Kabupaten Rokan Hulu enam titik, Kabupaten Indragiri Hulu empat titik dan Kabupaten Bengkalis dua titik.

KP Manis Madu dengan nomor lambung 649 merupakan kapal milik Mabes Polri yang diturunkan ke tempat kejadian perkara untuk mencari korban yang belum ditemukan.

Pada Sabtu petang kemarin, satu kapal nelayan dengan muatan puluhan orang warga Desa Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai tujuan Batu Panjang, pulau Rupat, karam sekitar 0,5 mil dari Desa Mumdam.

Informasi dari saksi mata yang selamat menjelaskan penumpang kapal berjumlah lebih dari 60 orang. Puluhan orang warga Mumdam tersebut merupakan rombongan satu keluarga besar yang akan menghadiri acara pernikahan salah seorang warga Mumdam.

Sebelum terbalik, Kapal milik Anas (65) warga Desa Mumdam, dihantam gelombang besar dan bocor di bagian bawah mesin sehingga puluhan penumpangnya baik laki-laki dan perempuan tercebur ke laut.

Mereka bergantungan pada badan kapal dan benda-benda yang bisa mengapung seperti tong ikan atau jerigen plastik.

Dalam peristiwa naas itu, delapan orang tewas, 37 orang selamat dan tiga lainnya belum ditemukan.

"Informasi dari penumpang yang selamat muatan kapal lebih dari 60 orang, namun korban yang hilang yang dilaporkan pihak keluarga ke Posko SAR sebanyak tiga orang," ujar Ketua Tim SAR Kompol Mumpang Harahap.

Menurut dia, walau ada selisih jumlah penumpang pihaknya akan mencari korban yang hilang dan menungu laporan dari masyarakat jika ada anggota keluarga mereka yang ikut serta dalam kapal naas itu.

Pencarain dibatasi menjelang sore karena saat sore cuaca di perairan akan memburuk, berangin kencang dan berombak tinggi.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009