Kupang (ANTARA News) - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) periode 1998-2008, Piet Alexander Tallo SH, Sabtu malam, sekitar 20.30 WIB, meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta dalam usia 67 tahun.

"Kondisi kesehatan beliau sebenarnya sudah membaik setelah dokter melepas alat pernapasan buatan di bagian lehernya. Namun, ketika ke kamar kecil, beliau terjatuh dan nyawanya tidak bisa diselamatkan lagi," kata seorang kerabat dekat almarhum kepada ANTARA melalui telepon dari Jakarta, Sabtu malam.

Piet Alexander Tallo SH dilahirkan di Tefas, sebuah dusun kecil di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada 27 Mei 1942, dari pasangan Ch B Tallo dan Ny M Tallo-Lodo.

Ketika masih duduk di bangku sekolah rakyat (SR) kini SD, pria pemilik rambut perak ini sudah menampakkan dirinya sebagai seorang pemimpin yang ditunjukkannya lewat sikap disiplin.

Setelah tamat dari SR GMIT SoE di ibu kota Kabupaten TTS pada 1955, ia melanjutkan pendidikan di SMP Negeri Kupang. Setelah tamat di SMP Negeri tersebut pada 1958, Tallo melanjutkan ke SMA Negeri Kupang dan tamat pada 1970.

Ia pun merantau ke tanah Jawa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Setelah menyelesaikan studinya di kota "gudeg" Yogyakarta itu, Tallo kemudian menyunting seorang wanita Jawa, Erny Christian.

Pada 15 Maret 1967, Tallo dan Erny melangsungkan pernikahan sampai akhirnya dikarunia tiga orang anak, masing-masing Ch S Tallo, John Christian Tallo dan HO Tallo.

Selama masa muda, Tallo dikenal banyak orang sebagai sosok seorang pria yang suka hidup berorganisasi, baik organisasi kepemudaan, keagamaan dan sosial politik. Ia pernah menjadi anggota GMKI antara 1961-1970, anggota Golkar sejak 1970, anggota Law Asian Conference (LAC) 1979.

Selain itu, ia juga menjabat Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) sejak 2004, Sekretaris Dewan Pertimbangan Partai Golkar NTT antara 1994-1998 serta Ketua Dewan sesepuh SOSKI NTT dari 1990 sampai 1996.

Ketika masih duduk dibangku kuliah pun, Tallo dipercayakan menjadi ajudan Rektor UGM Yogyakarta antara 1965-1967. Setelah tamat di UGM Yogyakarta, ia pun kembali ke NTT untuk mencari pekerjaan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009