Jakarta (ANTARA News) - Perolehan kursi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di lembaga legislatif baik di pusat maupun daerah dari hsil Pemilu 2009 diperkirakan mengalami peningkatan dibanding hasil Pemilu 2004 lalu.
Sekjen DPP PKS Anis Matta yang juga Ketua Tim Pemenangan Pemilu Nasional di sela-sela Musyawarah Majelis Syura PKS di Jakarta, Sabtu, mengatakan, meski mengalami peningkatan perolehan kursi karena perolehan suara PKS merata di hampir seluruh provinsi, namun secara umum perolehan suara untuk DPRD kabupaten/kota mengalami penurunan.
Berdasarkan penghitungan sementara yang dilakukan internal partai, kata Anis, untuk DPR RI PKS diperkirakan akan memperoleh 61 kursi. Sedangkan untuk DPRD provinsi se-Indonesia, PKS diprediksi memperoleh 216 kursi dan di DPRD kabupaten/kota mendapat sebanyak 1.146 kursi. Jumlah kursi untuk DPR RI, DPRD Provinsi dan kabupaten/kota itu diperkirakan masih bisa bertambah.
Pada Pemilu 2004 lalu, PKS memperoleh 45 kursi di DPRRI, 160 kursi di DPRD provinsi dan 917 kursi di DPRD kabupaten/kota se-Indonesia.
Anis mengakui, di sejumlah daerah pemilihan, perolehan kursi PKS untuk DPR RI meningkat dibanding pemilu sebelumnya, namun di sejumlah daerah lainnya justru mengalami penurunan jumlah kursi DPRD.
Di sejumlah provinsi seperti Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, perolehan suara PKS mengalami penurunan. Hal itu, katanya, antara lain disebabkan berubahnya pola konsep kompetisi dari tatap muka menjadi penggunaan industri televisi melalui iklan politik.
Terkait masalah iklan politik, Anis justru menyebut selama proses kampanye berlangsung, PKS hanya mengeluarkan sekitar Rp30 miliar saja untuk iklan. Angka itu, katanya, jauh lebih kecil dibandingkan dengan belanja iklan yang dikeluarkan partai-partai lainnya.
Berdasarkan data yang diperolehnya, kata Anis, frekuensi belanja iklan untuk PKS dan PDIP sebesar 6,1 persen, Gerindra sebesar 29,3 persen, Partai Demokrat 20,4 persen, Partai Golkar 15,4 persen, PAN 13,1 persen dan PPP 2,9 persen.
"Belanja iklan televisi partai merupakan yang terbesar, tetapi PKS kan Partai Kantong Sendiri," kata Anis yang didampingi anggota Majelis Syura yang juga Ketua Fraksi PKS DPR RI Mahfudz Siddiq..
Selain itu, masalah kisruh Daftar Pemilih Tetap (DPT) juga pengaruh kepada perolehan suara PKS. "Kami menyayangkan sekali kader kami tidak masuk DPT dan hal itu ikut membuat menurunnya perolehan suara PKS," ujarnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Ketua Majelis Syura PKS Ustadz Hilmi Aminuddin menyatakan rasa syukurnya bahwa perolehan jumlah kursi PKS meningkat dibanding sebelumnya. Bahkan, katanya, PKS berhasil memperoleh kursi di Maluku dan Papua yang sebelumnya tidak ada.
"Kita berhasil mengisi tempat-tempat yang sebelumnya kosong seperti di Papua dan Maluku. saya berterima kasih kepada istri-istri kader dan ibu-ibu rumah tangga yang membantu perolehan suara PKS. Pengorbanan yang diberikan kader PKS itu tidak dimiki kader partai lain," katanya.
Sementara itu, pada sesi pertama Musyawarah Majelis Syura PKS yang berlangsung selama dua hari, 25-26 April 2009 itu, membahas mengenai evaluasi pelaksanaan Pemilu 2009 dan pada sore hingga malam nanti akan dilakukan pembahasan mengenai arah koalisi PKS dan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan didukung.
Sejumlah tokoh PKS yang menjadi anggota Majelis Syura PKS yang berjumlah 99 orang dari kalangan DPR RI antara lain Ketua Fraksi PKS DPR Mahfudz Siddiq serta sejumlah anggota Fraksi seperti Mustafa Kamal, Almuzzammil Yusuf, Anis Matta, dan Mutammimul Ula. Sedangkan sejumlah pejabat daerah dari PKS yang menjadi anggota Majelis Syura dan ikut hadir dalam musyawarah itu antara lain Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail.
Rencananya, Minggu (26/4) pagi, Musyawarah Majelis Syura sudah menyusun hasil keputusan dan pada siang harinya akan diumumkan secara resmi hasil Musyawarah Majelis Syura tersebut.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009