"Kami masih menyelidiki kasus teror bom di Puskesmas Kota Ternate tersebut, tapi kami memastikan bahwa teror bom itu tidak terkait dengan HUT RMS" katanya di Ternate, Sabtu.
Pasalnya, kata Solichin, walaupun Malut awalnya merupakan bagian dari Provinsi Maluku, selama ini RMS itu hanya ada di wilayah Ambon dan sekitarnya.
Kapolres berjanji akan mengusut tuntas kasus teror bom di Puskesmas Kota Ternate tersebut, diantaranya dengan cara mencoba menelusuri nomor telepon yang dipakai oknum yang melakukan teror bom.
Solichin mengimbau masyarakat Ternate agar tidak terpengaruh dengan adanya teror bom tersebut, dan masyarakat diminta untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.
SMS Ancaman
Keterangan yang dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan, dua staf di Puskesmas tersebut bernama Amria dan Merlin menerima SMS (pesan singkat) dari nomor 081244689698 sekitar pukul 07.30 WIT.
Isi SMS itu menyampaikan bahwa ada bom yang akan meledak di Puskesmas Kota Ternate itu.
Amria dan Merlin kemudian menyampaikan isi pesan singkat tersebut ke rekan-rekannya serta sejumlah pasien yang dirawat di puskesmas itu.
Semua karyawan dan pasien di puskesmas rawat inap tersebut kemudian bergegas meninggalkan puskesmas, karena mereka khawatir pesan melalui sms itu benar.
"Saya sempat tanya ke dia apa motivasinya mengirim sms tersebut, tapi dia hanya bilang tidak tahu menahu soal sms. Saya mau tanya lebih lanjut tapi teleponnya dimatikan" katanya.
Kepolisian Ternate yang mendapat laporan adanya teror bom di puskesmas tersebut langsung menurunkan tim Jihandak ke TKP, namun setelah melakukan penyisiran di semua bagian TKP tidak menemukan adanya bom.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009