Film tentang perempuan
Fajar mengatakan tak akan membuat film tentang perempuan dalam dua tahun ke depan karena berencana fokus pada film berjenis biografi, komedi dan laga, bersama salah satu rumah produksi di Indonesia.
Namun, jika memiliki kesempatan untuk menggarap film yang menonjolkan karakter perempuan, dia mengatakan ingin membuat film tentang BundaHara, ibunda Dilan.
Fajar sebenarnya sudah mendiskusikannya dengan penulis Pidi Baiq. Namun ia masih menunggu kabar baik dari penulis.
Pidi dalam sebuah wawancara pada tahun lalu mengaku masih mempersiapkan novel tentang BundaHara.
Novel itu bukan sambungan dari "Dilan" tetapi masih ada sangkut pautnya dengan "Dilan"
"Saya tertarik bagaimana ibunya Dilan, Bunda Hara kalau ceritanya dibuat. Pasti akan jadi cerita bagus. Mudah-mudahan ayah Pidi mau menuliskan novelnya," papar dia yang dulu ingin membuat film tentang tokoh pahlawan perempuan Cut Nyak Dien itu.
Baca juga: Kisah Hanung Bramantyo bikin film dari handycam hingga smartphone
Baca juga: Mengenal Film 'B' dan melihat jejaknya di Indonesia
Baca juga: 10 film besar Indonesia yang tak tembus 1 juta penonton
Cerita mengenai ibu begitu menarik untuk Fajar. Dia mengaku terpengaruh didikan dari orang tuanya sejak kecil untuk menghormati sosok ibu.
"Cerita ibu itu selalu sayang sama anaknya, selalu berbagi kasihnya antara suami dan anak. Itu enggak mudah. Ibu itu pahlawan di keluarganya masing-masing," kata dia.
Agar penonton tertarik, Fajar merasa perlu mencari tema yang cocok.
Sebagai sutradara, dia menjadikan film sebagai wadah penyampaian pesan. Ketika pesan ini sampai pada banyak orang, maka munculah sebuah kebanggaan yang akhirnya memotivasi Fajar kembali berkarya.
Baca juga: Jelang Hari Film, ini enam bintang muda paling bersinar
Baca juga: Pencarian film terpopuler di Google pada bulan film nasional
Baca juga: Corona dan tantangan film Indonesia
Baca juga: Rekomendasi film dan serial untuk menemani "Work From Home"
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020