Pemimpin Chechnya yang pro Kremlin, Ramzan Kadyrov , pekan lalu mendeklarasikan kemenangan dalam perang melawan para gerilyawan setelah Kremlin mencabut larangan-larangan keamanan.
Rusia memerintahkan tentara memasuki Chechnya tahun 1999 untuk mengakhiri kemenangan kemerdekaan de fakto wilayah yang berpenduduk mayoritas Muslim itu dalam perang tahun 1994-1996.
Rusia juga ingin menghentikan gerakan-gerakan kemerdekaan yang meluas dan menolak ancaman dari para gerilyawan Islam.
Tetapi pada hari Jumat , para komandan militer Rusia memberlakukan kembali pembatasan keamanan bersamaan dengan operasi-operasi kontra teroris di daerah-daerah dekat gunung-gunung Kaukasus itu.
Para gerilyawan meningkatkan kegiatan mereka di distrik-distrik Shali,Shatoy dan Vedeno republik itu," kata kantor berita Interfax mengutip sebuah laporan resmi.
"Kami mendapat informasi tentang serangan-serangan kelompok perlawanan yang direncanakan terhadap para pejabat eksekutif dan para aparat penegak hukum."
Para pejabat tidak dapat segera dihubungi untuk diminta komentar mereka.
Kantor-kantor berita Rusia memberitakan pertempuran sporadis sejak operasi kontra teroris berakhir dan pekan ini pria-pria bersenjata membunuh tiga tentara Rusia.
Keamanan di Chechnya membaik dibawah pemerintah Kadyrov tetapi aksi kekerasan meningkat di daerah tetangga-tetangga Chechnya dan para pengamat memperingatkan aksi kekerasan dan kemiskinan membuat wilayah ini gampang bagi pengrekrutan gerilyawan.
Kantor-kantor berita mengutip pernyataan para pejabat yang mengatakan pasukan membunuh dua pemimpin gerilyawan , satu di Dagestan wilayah bagi timur Chechnya dan satu di Kabardino-Balkaria di tengah wilayah itu.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009