Jakarta (ANTARA News) - Polri telah mengirimkan satu tim ke Singapura untuk membantu mengungkap kematian mahasiswa asal Indonesia, David Hartanto Widjaya (22).
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira di Jakarta, Jumat, mengatakan, tim itu membawa sejumlah informasi dan keterangan soal kematian David.
"Tim terus berkoordinasi dengan penyidik Singapura dan KBRI di Singapura," katanya.
Namun, tim penyidik Polri tidak bisa ikut terlibat langsung dalam penyelidikan dan penyidikan sebab peristiwa itu terjadi di Singapura.
"Polri tidak bisa ikut campur untuk memastikan apakah David bunuh diri atau dibunuh. Kita serahkan ke kepolisian Singapura," katanya.
David ditemukan meninggal dunia, 2 Maret 2009 di kampusnya, Universitas Teknologi Nangyang, Singapura.
Pihak universitas menyebutkan bahwa mahasiswa asal Indonesia yang pernah meraih medali olimpiade matematika ini meninggal dunia karena bunuh diri.
Rektorat universitas itu menyatakan, David bunuh diri dengan melompot dari gedung bertingkat setelah sebelumnya menyerang dosen pembimbingnya Prof Chan Kap Luk dengan pisau.
Namun pihak keluarga David meragukan keterangan pihak universitas.
Kini, kematian David akan dibawa ke Pengadilan Koroner, Singapura.
Pengadilan ini digelar untuk menentukan apakah kematian tidak wajar sebagaimana yang menimpa David itu punya unsur pidana atau bukan.
Jika ada unsur pidana, Pengadilan Koroner akan meminta kepolisian untuk mengusut penyebab kematian.
Kakak David, William Hartanto Widjaya mengaku optimis bahwa Pengadilan Koroner dapat mengungkap misteri kematian adiknya sebab saksi kunci yakni Prof Chan Kap Luk akan dihadirkan di persidangan, Juli 2009.
Keluarga David bahkan telah menggunakan jasa seorang pengacara, Sashi Nathan untuk membantu mengungkap kasus itu.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009