Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan pihaknya akan merealisasikan penjualan saham kepada publik (IPO) sejumlah BUMN jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEK) telah mencapai level 2.000 poin.

"Kalau indeks di atas 2.000 poin kita akan upayakan ada yang go public," kata Sofyan usai melaksanakan sholat Jumat di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta.

Ia mengatakan sepekan setelah Pemilu, IHSG mengalami lonjakan tajam. Pada perdagangan Senin (13/4), indeks ditutup pada level 1.540,403 poin atau meningkat sekitar 5 persen dibanding penutupan sebelumnya. Tetapi setelah itu, IHSG kembali terkoreksi.

"Mudah-mudahan setelah politik stabil, indeks bisa kembali hingga di atas 2.000 poin. Kalau pada posisi itu kita bisa masuk pasar," kata Sofyan.

Pada tahun 2009 sejumlah BUMN yang sudah masuk daftar privatisasi melalui pola go public adalah Waskita Karya, Garuda Indonesia, Pembangunan Perumahan, BTN, Krakatau Steel, PTPN III, IV, dan VII, Asuransi Jasa Indonesia, Rekayasa Industri.

Namun, baru Garuda, Waskita, BTN, dan PP yang telah mendapat persetujuan dari DPR.

Untuk itu, ujar Sofyan, pihaknya akan melakukan rapat kembali dengan Komite Tim Privatisasi yang terdiri atas Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham dan Departermen Keuangan.

"Kita perlu rapat lagi dengan tim privatisasi untuk menentukan pada harga berapa saham tersebut akan dilepas. Saat ini indeksnya masih sangat rendah...kita lihat nanti perkembangannya," ujarnya.

Pada prinsipnya diutarakan Sofyan, sudah mendapat izin dari tim privatisasi, sedangkan DPR tinggal formalitas saja.

"Jadi tidak ada masalah. Wewenang masih ada pada DPR yang saat ini masih duduk di dewan. Kita tinggal minta waktu untuk membahasnya," tegasnya. (*)

Pewarta:
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2009