Aziz, di Jakarta, Jumat, mengakui bahwa ada permasalahan yang mengakibatkan hasil penghitungan suara disetiap tempat pemungutan suara (TPS) lambat ditayangkan.
"Kalau itu dianggap sebagai kegagalan atau tidak dapat memenuhi harapan publik, kami mohon maaf," katanya.
Ia menjelaskan tabulasi ini ditayangkan untuk memenuhi keinginan masyarakat terhadap hasil perolehan suara sementara pemilu anggota DPR.
Namun dalam pelaksanaannya terdapat sejumlah permasalahan sehingga data perolehan suara yang masuk dan diproses di KPU pusat tidak dapat segera ditayangkan.
Ia menjelaskan hasil pemindaian formulir C1-IT yang diisi Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan dikirim melalui KPU kabupaten/kota tidak seluruhnya sempurna.
Akibatnya , data yang telah masuk ke KPU pusat tersebut harus dikembalikan untuk dilengkapi oleh KPPS. Dengan demikian, data yang telah masuk ke KPU pusat itu tidak dapat langsung ditayangkan karena masih menunggu konfirmasi dari KPU kabupaten/kota.
"Kami sendiri kecewa karena tidak sesuai dengan harapan masyarakat," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Aziz yang didampingi tim Teknologi Informasi KPU membantah dugaan bahwa KPU menahan data perolehan suara sehingga data yang tampil dalam tabulasi bukanlah data yang sebenarnya.
Ia juga membantah data yang diumumkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bahwa data perolehan suara yang masuk ke KPU mencapai 78 juta lebih, sedangkan yang dilansir KPU kurang dari 15 juta.
"Apa yang ditayangkan dalam data tabulasi ini adalah hasil yang `real`(nyata,red) yang kami peroleh. Kalau ada data yang lain, kami mengundang pemilik data itu untuk berkomunikasi dengan tim IT kami," katanya.
Ia meminta PDIP untuk duduk bersama dan mencocokkan data yang dimiliki masing-masing sehingga ada kejelasan dan tidak menimbulkan kegelisahan di masyarakat.
"Katanya data (yang diumumkan PDIP, red) sumbernya dari KPU. kami ingin tahu itu dari KPU mana," katanya.
Menambahkan penjelasan Aziz, anggota tim ahli IT KPU Oskar Riandy mengatakan jumlah TPS yang telah mengirimkan data ke KPU hingga hari Jumnat yakni 147 ribu, namun yang ditayangkan baru sekitar 72 ribu karena sisanya masih dalam proses verifikasi.
Jika diasumsikan dalam satu TPS terdapat sekitar 500 pemilih, maka dari 147.000 TPS, suara yang dikirim ke KPU yakni sekitar 74 juta.
"Sementara data yang dilansir 78 juta, itu juga dilansir sebelumnya bukan hari ini. Saya tidak tahu dari mana itu," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009