Jakarta (ANTARA News) - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparman mengatakan bahwa Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menyiapkan program padat karya bagi TKI korban pemutusan hubungan kerja di Malaysia.
Hal tersebut dikemukakan oleh Erman di Kompleks Istana Merdeka Jakarta, Kamis, seusai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima PM Malaysia.
"Sejak awal saya punya program antisipasi PHK baik dalam maupun luar negeri, yaitu dari dana stimulus kita kerahkan bagi program padat karya produktif untuk penciptaan lapangan pekerjaan," katanya.
Menurut Erman dana stimulus yang dianggarkan sebesar Rp300 miliar telah disetujui oleh DPR.
"(Para TKI itu) ada yang langsung membuat kelompok- kelompok usaha di daerahnya masing masing, ada juga yang alih profesi setelah masuk balai latihan kerja, jadi mau pindah profesi, ada juga yang mau berwirausaha," katanya.
Erman mengatakan sekitar 5.000 TKI dipulangkan secara bertahap dari Malaysia hingga Febuari 2009.
"Itu (5.000 TKI) karena kontraknya sudah selesai, atau ada juga pengalihan tugas, maksudnya masih ada sisa masa kontrak tapi diminta pindah ke sektor lain, itu masih dalam proses dan jumlahnya ada 23.600 orang," ujarnya.
Erman mengatakan bahwa saat ini permintaan tenaga kerja di sektor tekstil, elektronik dan garmen di Malaysia memang berkurang namun di sektor perkebunan masih berkembang.
Sementara itu saat ditanya mengenai tuduhan sejumlah LSM bahwa ada penyelewengan penggunaan kantor Depnakertrans untuk kepentingan di luar negara, Erman mengatakan bahwa selama dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku tentu itu tidak menjadi pelanggaran.
"Kalau itu menjadi suatu pelanggaran diserahkan kepada wilayah hukum dan orang orang yang merasa dirugikan harus membuktikan apakah ada pelanggaran atau tidak," katanya.
PM Malaysia Dato` Sri Mohd.Najib Bin Hj. Tun Abdul Razak melakukan lawatan ke Indonesia pada 22-23 April 2009.
Kunjungan tersebut merupakan kunjungan resmi pertama Najib Razak sebagai kepala pemerintahan.
Najib dilantik sebagai PM Malaysia menggantikan Abdullah Ahmad Badawi pada 3 April 2009 . Dalam kunjungannya ke Indonesia kali ini ia akan didampingi oleh sejumlah pejabat Malaysia yaitu Menlu, Menhan, Mendag, Menhub, Mendagri, Menteri Perkebunan, Mentan dan Menteri Tenaga Kerja Malaysia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Kita harus siap juga dengan dari negara-negara lainnya....
Dampak dari krisis global tahun ini banyak lho TKI Taiwan yang di putus hubungan kerja oleh perusahaan/majikan sebelum masa kontrak habis.
Padahal, sebelum berangkat ke Taiwan mereka mengeluarkan biaya puluhan juta Rupiah!
Beda dengan proses biaya bekerja ke Malaysia yang lebih ringan.
Tolong dipertimbangkan juga masalah TKI Taiwan ya Pak.
Terima kasih.