Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib di Jakarta mengatakan, menguatnya rupiah terutama disebabkan Bank Indonesia (BI) mulai masuk ke pasar dan memantau kegiatan semua bank-bank asing yang bermain valas.
Masuknya BI memberikan sentimen positif terhadap rupiah yang sebelumnya mendapat sentimen positif pasar sehingga sempat mencapai angka 10.650 per dolar.
Namun, sejumlah sentimen negatif seperti memanasnya suhu politik karena "mandegnya" upaya koalisi Partai Demokrat dengan Partai Golkar, membuat rupiah hanya bergerak tipis.
Selain itu juga kebutuhan dolar untuk membayar hutang oleh BUMN yang tinggi menekan rupiah, namun setelah BI melakukan intervensi maka rupiah kembali membaik, ucapnya.
Rupiah, lanjut dia sebenarnya berpeluang untuk menguat hingga mencapai Rp10.500 per dolar, namun tertahan oleh gejolak krisis keuangan global yang menimbulkan kekhawatiran pelaku asing.
Karena itu, pelaku pasar masih menunggu perkembangan ekonomi dunia terutama AS yang sampai saat ini masih dilanda gejolak tersebut, ucapnya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
Dalam pemilu yang kalah harus berlapang dada....yang menang jangan sombong....mari bersatu bersama membangun negeri ini....supaya dapat beridiri tegak dinegeri sendiri....
Gunakan produk sendiri....mulai dari bahasa hingga tenaga ahli....