Jakarta (ANTARA News) - Indonesia perlu membangun sistem sawit yang berlaku secara internasional, mengingat Indonesia merupakan produsen terbesar minyak sawit mentah di dunia.

"Kita perlu membangun sistem sawit ala Indonesia, kita produsen dan ekspotir terbesar, kita perlu membentuk sistem sertifikasi terbaik, juga dalam harga, kita yang harus lead (memimpin), hingga saat ini kita masih mengacu ke Rotterdam," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi, di Jakarta, Kamis.

Bayu menyebutkan, saat ini produksi CPO Indonesia mencapai sekitar 19 juta hingga 20 juta ton dan diperkirakan dalam 10 tahun ke depan akan meningkat menjadi 40 juta sampai 45 juta ton.

Saat ini produksi CPO Indonesia sudah yang paling besar dan memasok sekitar 95 persen pasar dunia.

Bayu menyebutkan, peningkatan produksi hingga 40 juta sampai 45 juta ton tanpa memperhitungkan perluasan lahan dan produksi dari daerah Papua. Dalam beberapa tahun ke depan produksi CPO di wilayah Sumatera dan Kalimantan akan mengalami booming.

"Produksi CPO dari Malaysia tidak akan berkembangan lagi karena lahan yang terbatas," kata Bayu.

Menurut Bayu, dengan sistem CPO ala Indonesia maka Indonesia tidak akan mengalami ketergantungan dengan pihak internasional lain.

"Perlu pengembangan industri hilir, efisiensi infrastruktur pendukung, dan lainnya. Jika kita menjadi referensi internasional maka paling tidak aspek spekualsi bisa ditekan, sehingga harga juga stabil khususnya dalam negeri," katanya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009