Singapura (ANTARA News) - Harga minyak turun di perdagangan Asia, Kamis, setelah cadangan minyak mentah AS naik lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini  mengindikasikan permintaan tetap melemah saat perekonomian AS  terhantam krisis, kata kalangan dealer.

AFP melaporkan, kontrak utama minyak jenis ringan di New York untuk pengiriman Juni turun 32 sen menjadi 48,53 dolar AS per barel.

Minyak Laut Utara Brent untuk pengiriman Juni turun tipis 30 sen menjadi 49,51 dolar.

Departemen Energi AS (DoE) dalam laporan energi mingguannya, dikeluarkan Rabu, menunjukkan persediaan minyak mentah di konsumen energi terbesar dunia itu berada di level tertinggi selama hampir 20 tahun terakhir.

"Laporan persediaan yang muncul menunjukkan AS sangat lesu, menunjukkan kenaikan cadangan untuk seluruh minyak mentah," kata Victor Shum, senior principal di perusahaan konsultan energi Purvin and Gertz.

Cadangan bensin dan produk olahan, seperti diesel dan minyak pemanas, juga naik, terbalik dibandingkan perkiraan kalangan analis yang turun.

Hussein Allidinia dari Morgan Stanley mengatakan permintaan energi terus turun karena perekonomian terbesar dunia itu tengah berjuang menghadapi resesi.

Lebih dari empat pekan, Amerika mengkonsumsi minyak rata-rata 18,5 juta barel per hari, turun 6,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, meskipun harga minyak anjlok dari 147 dolar per barel pada Juli 2008.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009