"Golkar Babel tidak begitu mengubris tentang ABJ dan belum menentukan sikap karena wacana ini berbahaya bagi internal Golkar yang mendorong perpecahan," ujar Ketua DPD Golkar Babel, Diva Malik ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu.
Ia mengatakan, wacana ABJ itu muncul menyusul gagalnya Golkar menjadi nomor satu di Indonesia dan menjadi pro kontra yang menyebabkan kekuatan pecah menjadi dua yaitu ada yang menghendaki Jusuf Kalla tetap bersatu dengan Susilo Bambang Yudhoyono, ada juga gerakan ABJ.
"Untuk meredam kondisi tersebut, Kamis (23/4) dilaksanakan Rapimnasus yang membicarakan soal calon wakil presiden (cawapres)," ujarnya.
Ia mengharapkan, situasi di internal Golkar tidak memanas dengan munculnya wacana ABJ tersebut dan agar pengurus bukan mengutamakan kepentingan politik masing-masing.
"Mudah-mudahan wacana ABJ tersebut bisa direndam dalam Rapimnasus sehingga perbedaan pandangan internal soal capres dan cawapres dari Golkar tidak meruncing," ujarnya.
Menurut dia, wacana ABJ dapat menimbulkan gesekan di internal Golkar yang pada akhirnya membuat Golkar terpuruk.
"Kalau merujuk dari rekomendasi Rapimnas Partai Golkar IV beberapa waktu lalu maka Golkar siap mengajukan Capres kalau memenangkan pemilu 2009. Kalau kalah, maka Golkar tidak mesti memaksakan diri mengajukan capres," ujarnya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009