Damaskus (ANTARA News/AFP) - Pidato Presiden Mahmoud Ahmadinejad pada sebuah konferensi PBB mengenai rasisme telah memperluas dukungan Arab meski pernyataan itu membuat delegasi Barat meninggalkan tempat pertemuan karena sikap anti-Israel pemimpin Iran tersebut, kata Suriah, Rabu.
"Bagian besar dari opini publik di dunia Arab mendukung pernyataan presiden Iran itu," kata Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem pada jumpa pers bersama dengan Menlu Luksemburg Jean Asselborn.
Presiden Iran tersebut menggunakan pertemuan di Jenewa pada Senin itu untuk mengecam pembentukan sebuah "pemerintah rasis penuh di Palestina yang diduduki" pada 1948, dengan menyebut pemerintah Israel sebagai "rejim rasis penindas dan paling kejam".
Ahmadinejad, yang sebelumnya menyerukan agar negara Yahudui itu dihapus dari peta, mengatakan, Barat "mengirim para imigran dari Eropa, AS... dalam upaya membentuk sebuah pemerntah rasis di Palestina yang diduduki".
Pernyataannya itu membuat 23 delegasi Uni Eropa keluar dari ruang pertemuan sebagai protes.
"Palestina seharusnya tidak dijadikan korban dari Holocaust yang tidak mereka lakukan. Hal itu tidak seharusnya menjadi dalih bagi Israel untuk melakukan Holocaust di Palestina, Gaza, Tepi Barat atau Lebanon," kata Muallem.
Menteri Suriah itu menunjuk pada "kesadaran buruk Eropa mengenai Holocaust" terhadap enam juta orang Yahudi yang dilakukan di Eropa oleh Nazi selama Perang Dunia II.
Sementara itu, Asselborn menyatakan menentang upaya-upaya untuk "mengingkari sejarah... dan mengingkari prinsip-prinsip mendasar kemanusiaan," dalam kecaman jelas terhadap keraguan Ahmadinejad mengenai Holocaust (pembantaian orang Yahudi pada masa Perang Dunia II).
"Israel memiliki hak utuk hidup dengan aman, Palestina memiliki untuk hidup dengan martabat. Penyelesaian dua negara perlu dicapai," kata menteri luar negeri Luksemburg itu.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009