"Saya jawab tidak (menutup pintu), ini politik, perubahan bisa setiap menit, bisa jam, bisa hari. Siapa tahu kemudian ada sinyal-sinyal lain dari Cikeas dan seterusnya," katanya, di Jakarta, Rabu, saat ditemui di Gedung KPU pusat.
Menurut Priyo, kemungkinan untuk kembali membahas opsi koalisi dengan Partai Demokrat masih terbuka. Namun, setelah kurang lebih satu minggu Golkar dan Demokrat mengadakan komunikasi politik yang intensif, tidak ada tanda-tanda titik temu atau kesamaan pandangan tentang bangunan koalisi antara kedua partai tersebut.
Ia mengemukakan Golkar dan Demokrat pada umumnya memiliki `platform` yang sama. Tetapi dalam rangka membangun koalisi, ada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang harus diperhatikan.
"Ini adalah masalah pilihan-pilihan politik dan saya kira semua partai punya pertimbangan-pertimbangan tertentu, tanpa harus kehilangan rasa saling menghormati," ujarnya.
Partai Golkar telah mengadakan rapat pada Rabu siang (22/4) dan kesimpulannya bahwa pembicaraan tentang keinginan membangun koalisi dengan Partai Demokrat tidak mencapai mufakat, ujar Priyo.
"Oleh karena itu DPP Partai Golkar memberi mandat penuh kepada Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla untuk membuka komunikasi dan saluran-saluran dengan partai-partai politik lain dalam kerangka membangun sebuah pemerintahan yang efektif ke depannya," katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan Golkar masih memiliki opsi lain yakni mempelopori membentuk sebuah poros baru atau bergabung untuk memperkuat poros yang ada. Kedua opsi ini masih dalam kerangka penjajakan.
"Membuat poros baru adalah sebuah opsi yang sangat dipertimbangkan. Tetapi membangun memperkuat poros yang sudah ada juga ada dalam pikiran kita, jadi tergantung pada pembicaraan pada hari-hari ini," kata Priyo.
Ia mengatakan mulai saat ini Golkar akan membuka pintu untuk melakukan komunikasi politik dengan partai lain. Apabila sebelumnya komunikasi yang dibangun masih bersifat informal, maka sudah saatnya untuk diformalkan.
Menurut Priyo, partainya selalu menjalin komunikasi yang baik dan intensif dengan sejumlah partai politik seperti Gerindra, Hanura, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Namun, komunikasi tersebut masih bersifat informal saja, sedangkan secara formal belum.
Seandainya nanti Golkar memimpin poros baru, ujar Priyo, atau bergabung dengan poros yang ada, maka partai-partai yang disebutkan tadi kemungkinan termasuk sebagai partai utama yang akan "didekati".
"Apakah nanti bentuknya Golkar akan memposisikan mengusung capres, kelihatannya memang ada tanda-tanda ke sana. Atau apakah kemudian kita memperkuat yang ada dengan beberapa kriteria-kriteria tertentu atas nama saling menghormati, itu juga kemudian didetailkan," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009