Jenewa (ANTARA News/AFP) - Pertemuan PBB mengenai rasisme hari Selasa mensahkan deklarasi akhir terhadap rasisme, xenopobhia dan sikap tidak toleran, satu hari setelah pidato anti-Israel oleh presiden Iran memicu walkout massal.
"Nyonya-nyoya dan tuan-tuan, anda telah mengambil keputusan yang penting untuk mensahkan dokumen ini," pemimpin pertemuan Amos Wako mengatakan, melukiskan pensahan dokumen tersebut sebagai "hasil yang bersejarah".
Wako, jaksa agung Kenya, menambahkan bahwa langkah itu "menunjukkan bahwa orang dapat tetap terlibat secara konstruktif dan mencapai konsensus".
Beberapa utusan mengatakan pidato Ahmadinejad telah memperkuat ketetapan hati para utusan untuk mensahkan deklarasi itu secepat mungkin, dengan demikian memajukan pensahan itu ke Selasa, ketimbang seperti yang direncanakan Jumat.
"Kita tidak dapat membiarkan keputusan dan konsensus kita dihancurkan oleh kejadian atau ketidaktoleranan dan hasutan seperti yang kita saksikan kemarin," dubes Inggris Peter Gooderham mengatakan.
Presiden Iran Mahmoud Ahamdinejad, yang sebelumnya menyerukan Israel untuk dihapuskan dari peta, Senin mengkritik pembentukan "pemerintah yang sama sekali rasis di Palestina yang diduduki" pada 1948. Ia menyebut Israel sebagai "rezim yang sangat kejam dan rasis represif".
Pidatonya telah mendorong walkout oleh 23 utusan negara-negara Uni Eropa, dan kesibukan kutukan dari negara-negara Barat.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Maju terus jgn pernah takut sm TERORIS TERIAK TERORIS.
Pemimpin Indonesia bukan TERORIS, Rakyat yg GOBLOK yg menunggu keberanianmu utk menjadi seperti TERORIS AHMADINEJATHARDY.
Anti Israel = TERORIS.