Moskow (ANTARA) - Rusia, Jumat (27/3), mengatakan tuduhan "terorisme narkoba" terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro tidak masuk akal dan bahwa sanksi AS terhadap Caracas bisa menjadi "alat genosida" di tengah wabah virus corona.

Pemerintah AS pada Kamis mendakwa Nicolas dan belasan pejabat tinggi lainnya atas tuduhan "terorisme narkoba". Dakwaan itu menjadi peningkatan terbaru tekanan pemerintahan Trump untuk mendepak pemimpin sosialis tersebut.

Rusia, pendukung keuangan dan politik Maduro, menganggap tuduhan tersebut "tidak masuk akal" dan "sembrono" pada saat negara di seluruh dunia bergandengan tangan memerangi virus corona, demikian dilaporkan kantor berita Interfax, yang mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

"Kami benar-benar mendesak agar pencabutan segera dilakukan pada sanksi sepihak tak sah, yang mengubah epidemi saat ini menjadi alat genosida," kata Zakharova.

Zakharova mengatakan Rusia memasok alat uji COVID-19 ke Venezuela, yang melaporkan 107 pasien corona dan bahwa Moskow akan terus membantu Caracas menghentikan penyebaran virus corona.

Presiden Donald Trump menepis anggapan bahwa dakwaan tersebut merupakan upaya untuk memanfaatkan Venezuela pada waktu yang rentan, pada saat negara tersebut diprediksikan terdampak parah pandemi virus corona.

Sumber: Reuters

Baca juga: AS mendakwa Presiden Venezuela Maduro atas 'terorisme narkoba'

Baca juga: Karantina perparah krisis di Venezuela, Maduro minta bantuan IMF

Baca juga: Venezuela akan karantina seluruh negeri

Presiden Jokowi ikuti KTT G20 virtual dari Istana Bogor

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020