Tana Toraja, Sulsel (ANTARA News) - Sejumlah oknum guru SLTP Negeri 1 Makale, Tana Toraja melakukan kekerasan dengan menyerang lima wartawan yang sementara melakukan peliputan di sekolah tersebut."Saya dipukul di bagian wajah oleh salah satu oknum guru. Teman-teman juga berusaha dirampas kameranya," kata koresponden stasiun televisi TvOne saat melapor di Mapolres Makale, Selasa. Menurut Hasrul, empat wartawan lainnya yakni koresponden Harian Sindo, koresponden Metro TV, koresponden SCTV dan koresponden Sun TV. Dia menjelaskan, mereka mendapat perlakuan kasar saat meliput dugaan kasus penganiayaan tujuh orang siswa yang dilakukan oknum guru bidang studi Bahasa Inggris pada hari Sabtu (18/4) lalu. Sebelumnya kelima wartawan tersebut meliput kedatangan orangtua salah satu siswa yang diduga dianiaya oknum guru SMPN 1 Makale yang merasa keberatan dan diterima oleh wakil kepala sekolah (Wakasek), Ema Lapu. Awalnya pihak orang tua siswa dan pihak sekolah ingin menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan. Namun pada saat Wakasek Ema Lapu bermaksud memanggil salah seorang siswa yang orangtuanya merasa keberatan, tiba-tiba beberapa oknum guru langsung mengintimidasi para wartawan dan melarang untuk meliput kejadian ini. "Kami juga didorong secara paksa oleh beberapa oknum guru keluar dari halaman sekolah," ujarnya. Salah satu oknum guru, tambah Hasrul, bahkan mengancam akan memprovokasi siswa SMPN 1 Makale untuk berbuat anarkis kepada wartawan, jika tidak mau meninggalkan lokasi sekolah. Beruntung perlakuan kasar ini dapat diredam setelah Kapolres Tator AKBP Victor D Batara datang ke lokasi dan memediasi kedua pihak. Meski pihak sekolah ingin menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan tetapi wartawan menolak dan sudah melaporkan kejadian ini ke Mapolres Tator dan laporan ini diterima langsung Kapolres Tator. Sementara itu, Wakasek Ema Lapu membantah telah terjadi pemukulan kepada wartawan. Menurutnya oknum guru hanya hanya melarang wartawan untuk meliput karena dugaan penganiayaan siswa oleh oknum guru SMPN 1 sudah diselesaikan secara kekeluargaan bersama orang tua siswa. "Tidak ada satupun guru yang memukul wartawan, hanya melarang saja untuk meliput," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009