Jakarta (ANTARA News) - Ekonom, Ikhsan Modjo, memprediksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan mencapai level Rp8.000 hingga Rp9.000 per dolar AS bila kondisi politik di Tanah Air kondusif.
"Saya prediksikan penguatan rupiah akan terjadi sampai akhir tahun bahkan tidak mustahil rupiah bisa menyentuh level Rp8.000 sampai Rp9.000 per dolar AS," kata Direktur Indef, Ikhsan Modjo, di Jakarta, Selasa.
Ia menekankan, hal itu dapat terjadi jika kondisi politik masih seperti saat ini yang relatif aman, terkendali, tanpa terjadi bentrokan apapun.
Oleh karena itu, penguatan nilai rupiah tersebut akan sangat tergantung pada kesuksesan Pemilu Presiden mendatang.
"Bisa berlangsung terus sampai akhir tahun dan tentu sangat tergantung pada sejauh maka Pilpres dapat dilaksanakan dengan aman dan damai," katanya.
Ikhsan berharap semua pihak dapat mengawal pelaksanaan Pilpres dengan aman dan menghindari terjadinya bentrokan.
"Ini bisa terjadi kalau Pemilu tidak menghasilkan hal-hal di luar perkiraan. Kalau sampai ada goncangan politik yang bisa menimbulkan kekisruhan politik tentu beda ceritanya," katanya.
Namun, bila kondisi politik masih "cateris paribus" atau dengan kata lain masih seperti saat ini yang aman terkendali dan tidak ada bentrokan baik vertikal maupun horisontal maka itu menjadi pertanda baik bagi penguatan nilai rupiah.
Kondisi tersebut menjadi kesempatan yang baik bagi pelaku usaha yang bergerak di sektor riil di tanah air.
"Ini sangat bagus karena impor barang modal lebih murah sehingga investasi bisa bergairah," katanya.
Kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk semakin mengoptimalkan penggalian potensi yang ada pada sektor-sektor domestik Indonesia, demikian Ikhsan Modjo.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
semua itu memeng permaenan politik...
yah klo memeng kondisi ini memang menguntungkang bagi ekonomi NKRI
....moga dollar benar - benar turun.....?
amin
blom pasti khan....
toch itu pun klo jadi masih lamah kok....
akhirtaon gitu lho.....
tpi mudah mudah semuanya terbukti!!!