"Hampir pasti di atas 4 persen, tapi berapa saya belum tahu," kata Kepala BPS Rusman Heriawan ditemui di Gedung Depkeu Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan, Departemen Keuangan (Depkeu) memberikan prognosis pertumbuhan ekonomi 4,3 hingga 4,8 persen, sementara BI sebesar 4,6 persen.
"Barangkali angka kita juga akan berada di kisaran itu tapi walau bagaimanapun BPS harus menggunakan data empirik, yaitu realisasi," katanya.
Mengenai alasan mengapa di atas 4 persen, Rusman mengatakan, antara lain karena banyak spending termasuk dari pelaksanaan Pemilu.
"Itu stimulus pertumbuhan ekonomi juga," katanya.
Mengenai ekspor yang turun, Rusman mengatakan, penyumbang pertumbuhan ekonomi diharapkan berasal dari belanja pemerintah, baik stimulus atau APBN, dan belanja swasta serta rumah tangga.
Sementara mengenai perkiraan inflasi pada April, Rusman mengatakan, inflasi April diperkirakan sama dengan inflasi pada Maret 2009.
"Bulan ini memang cukup baik, dan posisi di April ini kira-kira sama dengan Maret, dimana bahan pokok dalam situasi deflasi, kecuali migor karena harga dunia lagi naik. Tapi beras, daging sapi, daging ayam umumnya deflasi," katanya.
Kecenderungannya inflasi, menurut dia, akan didorong karena selama April ada puncak Pemilu.
"Yang bahagia tentu warteg, padang, nasi bungkus kan luar biasa. Itu berpotensi menjadikan kenaikan harga pada makanan jadi," katanya.
BPS melaporkan pada Maret 2009 terjadi inflasi sebesar 0,22 persen, inflasi tahun kalender 0,36 persen, dan inflasi tahunan (YoY) sebesar 7,92 persen.(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009