Harga emas telah memperoleh landasan lebih lanjut untuk mengantisipasi stimulus berikutnya dan data lebih lemah yang akan datangChicago (ANTARA) - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena aksi ambil untung, meskipun dolar AS melemah di tengah kekhawatiran terhadap ketersediaan fisik logam mulia.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April jatuh 26,2 dolar AS atau 1,59 persen, menjadi ditutup pada 1,625 dolar AS per ounce. Emas berjangka naik 17,8 dolar AS atau 1,09 persen menjadi 1.651,2 dolar AS sehari sebelumnya. Setelah harga emas naik terus selama sepekan terakhir karena permintaan safe haven, beberapa investor dengan posisi beli telah menutup posisi mereka untuk mengambil untung.
Harga emas telah naik lebih dari delapan persen sejauh minggu ini, didukung oleh lompatan terbesar dalam klaim pengangguran mingguan AS, dan langkah-langkah stimulus ekonomi Federal Reserve (Fed) AS yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Data ekonomi AS yang suram juga gagal mendukung emas, ketika indeks sentimen konsumen akhir AS dari Universitas Michigan turun menjadi 89,1 pada Maret dari 101,0 pada bulan sebelumnya.
Ada laporan beberapa pertambangan emas dan pabrik pengolahan emas lainnya yang operasinya terganggu oleh COVID-19, sehingga mengurangi pasokan fisik logam mulia dan menawarkan tren kenaikan harga emas.
Indeks dolar AS turun 0,63 poin atau 0,63 persen ke level 98,73 pada pukul 17.50 GMT, sedikit membatasi penurunan emas.
Emas menemukan dukungan lebih lanjut ketika Dow Jones Industrial Average turun 550,24 poin atau 2,44 persen menjadi 22.001,93 poin pada pukul 17.55 GMT. Jatuhnya Dow Jones tidak sesuai dengan harapan untuk minggu ini, sehingga pedagang mungkin melihatnya sebagai peluang yang baik untuk membeli kembali ekuitas.
"Pasar sedang menilai dampak dari banyak penguncian dan penutupan bisnis pada ekonomi," analis Standar Chartered Bank Suki Cooper mengatakan dalam sebuah catatan. "Harga emas telah memperoleh landasan lebih lanjut untuk mengantisipasi stimulus berikutnya dan data lebih lemah yang akan datang."
"Risiko harga tetap ada pada sisi positif, kecuali aksi ambil untung dan (kami) memperkirakan rata-rata harga 1.725 dolar AS per ounces pada kuartal kedua 2020," katanya seperti dikutip oleh Reuters.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 14,2 sen atau 0,97 persen, menjadi menetap pada 14,534 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 3,2 dolar AS atau 0,43 persen, menjadi ditutup pada 740,3 dolar AS per ounce.
Baca juga: Bursa saham Spanyol jatuh setelah nikmati keuntungan selama 3 hari
Baca juga: Bursa saham Inggris terpuruk, Indeks FTSE 100 anjlok 5,25 persen
Baca juga: Bursa saham Jerman merosot, Indeks DAX 30 jatuh di bawah 10.000 poin
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020