Jakarta (ANTARA News) - Jasad korban pelanggaran HAM di Argentina yang bernama Susana Pederino, baru ditemukan 23 tahun setelah diculik sejak 27 Juli 1976 oleh pemerintahan junta militer yang menguasai negara tersebut pada dekade 70-an dan 80-an.

"Anak saya, Susana, diculik pada tahun 1976 dan kerangkanya baru ditemukan pada tahun 1999," kata pendiri "The Mothers of The Plaza de Mayo", Aurora Morea, dalam diskusi di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) di Jakarta, Senin.

Aurora menuturkan, Susana yang bekerja sebagai arsitek diculik pada usia 27 tahun karena aktif dalam politik menentang kebijakan junta militer.

Setelah Susana diculik, sejumlah kerabat mulai menjauhi Aurora karena khawatir bahwa aksi penculikan tersebut dapat menimpa mereka.

Tidak hanya Susana yang diculik dalam keadaan sedang mengandung, Aurora juga kehilangan anggota keluarga lainnya antara lain menantunya.

Setelah berjuang melalui organisasi "The Mothers of The Plaza de Mayo" dan mengadu hingga ke badan internasional seperti Amnesti Internasional, perjuangan Aurora dkk mulai menampakkan hasil.


Pelaku dipenjara seumur hidup

Bahkan, dengan bantuan sejumlah tenaga medis dan antropolog, Aurora menemukan kerangka Susana yang dapat diidentifikasi berdasarkan susunan gigi dari kerangka yang ditemukan tersebut.

Sedangkan para pelaku kejahatan tersebut telah diseret ke pengadilan dan bahkan ada yang mendapat hukuman penjara seumur hidup.


Banyak korban belum diketahui keberadaannya

Namun, Aurora mengaku belum merasa puas karena masih banyak korban hilang yang keberadaannya masih belum bisa diketahui.

"Pemerintah harus mengungkapkan 30 ribu orang yang telah dihilangkan di Argentina," kata wanita yang mengenakan kerudung penutup kepala bewarna putih yang di dalamnya terdapat kalimat yang bertuliskan Susana Pederino, 27-7-1976.

Organisasi "The Mothers of The Plaza de Mayo" merupakan salah satu ikon organisasi perjuangan HAM global karena terdiri dari para ibu-ibu rumah tangga yang menuntut kepada pemerintah Argentina agar mengungkap keberadaan anggota keluarga mereka yang hilang.

Unjuk rasa yang dilakukan oleh organisasi tersebut adalah dengan menggelar aksi damai di alun-alun de Mayo di depan Istana Presiden Argentina setiap Kamis, hampir selama 30 tahun sejak 1977.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009