Tentang film adaptasi
Para sineas memiliki alasan tersendiri memproduksi kembali film dari luar negeri. Mereka juga tidak serta merta menduplikasi cerita, tetapi menambahkan unsur-unsur yang sesuai dengan budaya di negeri sang sutradara berasal.
Upaya ini salah satunya bertujuan mendekatkan cerita film dengan para penontonnya.
Riri Riza dalam sebuah wawancara mengatakan, tertarik memproduksi ulang film asal Korea Selatan karena kesamaan periode penting yang ingin dia ceritakan.
Riri diberi kebebasan untuk menerjemahkan ulang film "Sunny" ke dalam "Bebas".
Setali tiga uang dengan Riri, Awi Suryadi juga tak keberatan mengadaptasi film salah satunya karena kebebasan mengembangkan ide kreatif dalam karyanya.
Dalam "Sunyi", dia melakukan upgrade penampakan hantu karena menilai hantu dalam film aslinnya (tahun 1998) relatif tidak akan membuat penonton masa kini takut.
Berbeda dari kedua sutradara ini, Fajar Bustomi justru tak tertarik menggarap film adaptasi dari film luar negeri.
"Adaptasi film dari luar saya enggak pernah tertarik, karena dari cerita kita sendiri saja banyak. Kalau alasannya hanya untuk mendapatkan sukses dari cerita luar, buat apa," kata dia kepada ANTARA di Jakarta beberapa waktu lalu.
Fajar mengatakan pernah ditawari me-remake salah satu film dari Korea Selatan (tidak menyebutkan judul) namun dia menolaknya karena alasan tidak ada rasa.
"Film itu harus ada sesuatu yang kita menangkan. Kadang-kadang, kenapa di film ini kita mau. Jadi bukan hanya uang. Saya maunya buat film yang bagus lalu orang luar remake," tutur dia.
Terlepas dari pro dan kontranya, film-film adaptasi ini punya tempat di hati penonton Indonesia. "Sweet 20" misalnya, bisa menggaet 1.044.045 orang penonton versi laman Film Indonesia. Sementara itu, "Sunyi" pada April 2019 ditonton 365.800 orang penonton.
Film "Sweet 20" bahkan memenangkan penghargaan di Festival Film Indonesia (FFI) 2017 dan prestasi dicapai film "Bebas" dua tahun kemudian.
Baca juga: Harapan Fajar Bustomi terhadap penonton "Milea: Suara Dari Dilan"
Baca juga: Iqbaal CJR perankan tokoh utama DILAN, ini alasan sang sutradara
Baca juga: Adhisty Zara perankan siswi centil di "Mariposa"
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020