Semarang (ANTARA News) - "The dream stick" atau alat bantu jalan berupa tongkat yang ditujukan bagi penderita tunanetra meraih medali perak dalam lomba karya ilmiah yang diadakan 11 April-13 April 2009 di Ankara, Turki.
"Tongkat tersebut diciptakan oleh dua siswa kelas dua SMA Semesta yang bernama Yossy Amiko Subagia dan R. Aqsa Aditya Gunadarma," kata Kepala Sekolah SMP-SMA Semesta, Moh. Haris, di Semarang, Senin.
"The dream stick" merupakan sebuah tongkat yang dibuat khusus bagi penderita tunanetra dalam menentukan arah jalan mereka, tongkat ini telah dilengkapi dengan komponen-komponen berupa sebuah sensor gelombang ultrasonik yang terdapat pada ujung tongkat dan akan memancarkan sinyal berupa getaran kepada penderita tunanetra jika didepannya ada sesuatu yang menghalangi.
"Dalam jarak setengah meter, penderita tunanetra yang menggunakan tongkat ini akan menyadari ada tidaknya sesuatu yang menghalangi tanpa menyentuhnya," ujarnya.
Dan yang lebih hebatnya lagi, lanjut dia, sebagian besar komponen tongkat ini terbuat dari barang bekas, kecuali pada bagian sensor ultrasonik.
Menurut Yossy dan Aqsa, ide pembuatan tongkat tersebut berawal dari keinginan mereka untuk membantu penderita tunanetra agar dapat berjalan sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Dengan adanya "The dream stick" ini diharapkan dapat membantu kehidupan penderita tunanetra dari berbagai segi, terutama dari segi sosial yang terkadang menjadikan sebuah kendala tersendiri dalam kehidupannya.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penggunaan tongkat ini antara lain, memudahkan penderita tunanetra untuk berjalan, mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi pada penderita tunanetra, dan mengasah kemampuan indera pendengaran dan indera perasa penderita tunanetra.
"The dream stick" berhasil meraih medali perak dalam lomba "Dreamline Project Olimpiade", yang diikuti 707 sekolah dari 28 negara. Sedangkan juara pertama diraih perwakilan dari Rumania.
Moh. Haris mengaku bangga dengan keberhasilan kedua anak didiknya dalam lomba bertaraf internasional ini.
"Sebagai pihak sekolah, kami akan selalu mendukung para siswa yang memiliki potensi pada bidang apapun. Kebetulan banyak siswa kami yang tertarik pada bidang teknologi dan beberapa kali memenangkan lomba tingkat dunia, sehingga mengangkat nama Indonesia di mata dunia dalam bidang pendidikan," ujarnya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009