Yogyakarta (ANTARA) - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyebutkan fenomena letusan Gunung Merapi dengan tinggi kolom 5 kilometer pada Jumat (27/3) tidak didahului gejala atau tanda-tanda awal yang jelas.
"Erupsi yang saat ini, minim sekali adanya prekursor atau gejala awal," kata Hanik kepada awak media di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, aktivitas seismik yang terjadi di Gunung Merapi pada Kamis (26/3) terdiri dari gempa fase banyak (MP) dua kali dan guguran (RF) hanya satu kali. Demikian juga deformasi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
"Data observasi ini menunjukkan bahwa menjelang letusan tidak terbentuk tekanan yang cukup kuat karena material letusan didominasi oleh gas vulkanik," kata Hanik.
Seperti erupasi sebelumnya, letusan di Gunung Merapi semacam ini masih dapat terus terjadi sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung.
Ancaman bahaya letusan ini berupa awan panas dan lontaran material vulkanik dengan jangkauan kurang dari 3 km berdasarkan volume kubah lava saat ini.
Hanik menyebutkan berdasarkan data pemantauan melalui drone pada 19 Februari 2020, volume kubah lava saat ini sebesar 291.000 meter kubik.
"Artinya potensi bahaya awan panas masih di dalam radius 3 kilometer. Maka rekomendasi kami pun masih sama yakni pada jarak 3 km tidak ada aktivitas (masyarakat)," kata dia.
Selain letusan dengan tinggi kolom 5 kilometer, menurut Hanik, pada saat yang bersamaan Merapi juga mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur sejauh dua kilometer ke arah hulu kali Gendol.
Berdasarkan data yang terekam di seismogram, letusan terjadi pada pukul 10:46 WIB selama 7 menit dengan amplitudo 75 mm.
Dengan adanya letusan itu, menurut dia, VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) telah diterbitkan dengan kode warna merah.
Ia mengatakan saat kejadian letusan, angin mengarah ke barat daya. Hujan abu dilaporkan terjadi dalam radius 20 km dari puncak terutama pada sektor barat menjangkau wilayah kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang.
"Hujan abu bercampur pasir halus dilaporkan terjadi di wilayah Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang yang berjarak sekitar 15 kilometer dari puncak Gunung Merapi," kata dia.
Baca juga: Erupsi Merapi tidak sampai ganggu aktivitas warga Selo di Boyolali
Baca juga: Hujan abu guyur wilayah Dukun Kabupaten Magelang
Baca juga: Gunung Merapi meletus dengan tinggi kolom asap 5.000 meter
Baca juga: Volkanolog ITB jelaskan tipe erupsi Gunung Merapi
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020