pelanggan dari luar kota yang biasanya kulakan dalam jumlah besar, hingga sekarang belum ada yang memesan barang yang biasanya akan dijual saat menjelang Lebaran.

Kudus (ANTARA) - Sejumlah pedagang grosir pakaian maupun aksesori di Pasar Kliwon Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang selama ini menjadi tempat kulakan pedagang dari berbagai daerah di Tanah Air mengeluhkan sepi pembeli, meskipun sudah mendekati bulan puasa Ramadan.

"Ramai pembeli, termasuk pemesanan barang dari berbagai daerah di Tanah Air untuk dijual kembali biasanya dua bulan sebelum puasa, kenyataannya hingga sekarang masih sepi pembeli," kata salah satu pedagang aksesori di Pasar Kliwon Kudus Atik di Kudus, Jumat.

Bahkan, lanjut dia, dalam sehari hanya bisa mendapatkan pemasukan sebesar Rp40 ribu.

Baca juga: Harapan pedagang usai Pasar Tanah Abang ditutup cegah COVID-19

Kondisi sekarang yang biasanya ramai, kata dia, tentunya sangat berbeda dengan sebelumnya, karena sebelumnya bisa mendapatkan pemasukan hingga jutaan rupiah dalam sehari.

Ia menduga hal ini disebabkan karena dampak virus corona yang menyebar di berbagai daerah di Tanah Air sehingga banyak masyarakat yang memilih berdiam diri di rumah, dibandingkan berbelanja.

"Termasuk pemilik toko pakaian maupun asesoris dimungkinkan juga memilih untuk tutup untuk mencegah penularan," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan pemilik toko pakaian Dua Samudera di Pasar Kliwon Mama mengakui sejak sebulan terakhir transaksi cenderung sepi.

Bahkan, kata dia, pelanggan dari luar kota yang biasanya kulakan dalam jumlah besar, hingga sekarang belum ada yang memesan barang yang biasanya akan dijual saat menjelang Lebaran.

Jika hanya mengandalkan konsumen rumahan yang membeli pakaian satu atau dua, kata dia, sulit mendapatkan keuntungan karena masih harus menanggung gaji karyawan.

"Pemasukan sehari yang biasanya berkisar Rp2 juta hingga Rp3 juta mudah didapat, kini terasa sulit bahkan dalam sehari hanya laku tiga hingga empat potong pakaian," ujarnya.

Baca juga: Sejumlah pedagang batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta memilih tutup

Pasar juga terlihat sepi dan berbeda dengan biasanya yang selalu padat pengunjung.

Kepala Koordinator Pasar Kliwon Sugito menambahkan sejak wabah penyakit virus corona menjalar ke berbagai daerah, pengunjung pasar mulai berkurang.

"Bahkan, ketika dilihat langsung tampak tidak banyak pengunjung yang berlalu lalang. Kondisi demikian, tentunya sangat berbeda dengan sebelumnya yang selalu ramai," ujarnya.

Dalam rangka mencegah penularan penyakit virus corona (COVID-19), maka di setiap pintu masuk pasar disediakan tempat cuci tangan. *

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020