Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Sejumlah jet dan helikopter Pakistan menyerang lokasi yang diduga pangkalan gerilya di sebuah daerah suku di perbatasan Afghanistan, Minggu, menewaskan sedikitnya 12 militan, kata seorang pejabat militer.
Serangan udara di dekat daerah Ghiljo di distrik suku Orakzai itu dilakukan sehari setelah serangan bom bunuh diri yang diklaim Taliban menewaskan lebih dari 20 personel keamanan di kota berdekatan Hangu, kata pejabat itu.
"Kami mendapat informasi mengenai keberadaan militan di daerah perbukitan sekitar," kata seorang perwira militer senior kepada AFP.
"Kami mengerahkan jet dan helikopter dan sedikitnya empat pangkalan Taliban hancur dalam pemboman itu," kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.
"Informasi yang kami peroleh adalah 12 militan tewas dan jumlah korban akhir mungkin meningkat," tambahnya.
Sabtu, seorang penyerang bunuh diri menabrakkan kendaraannya yang dipasangi bom ke sebuah pos pemeriksaan kota Doaba di distrik Hangu, Pakistan baratlaut, menewaskan sedikitnya 20 personel keamanan, kata beberapa pejabat.
Seorang jurubicara panglima perang Taliban Baitullah Mehsud mengklaim bertanggung jawab atas serangan bunuh diri itu dengan mengatakan, pemboman tersebut dilakukan sebagai pembalasan atas serangan rudal AS yang dilakukan pesawat tak berawak.
"Kami akan terus melancarkan serangan-serangan bunuh diri sampai serangan pesawat tak berawak AS dihentikan," kata wakil Mehsud, Hakimullah Mehsud, kepada wartawan melalui telefon.
Serangan-serangan militan di Pakistan, negara sekutu penting AS, menewaskan lebih dari 1.700 orang di negara itu, terutama di kawasan suku baratlaut, sejak Juli 2007.
Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.
Pemimpin Al-Qaeda di Pakistan dan deputinya tewas pada 1 Januari dalam serangan udara yang diduga dilakukan pesawat tak berawak AS di Waziristan Selatan, menurut sejumlah pejabat keamanan setempat.
Para pejabat yakin bahwa Usama al-Kini, yang disebut-sebut sebagai pemimpin operasi Al-Qaeda di Pakistan, mendalangi serangan bom truk terhadap Hotel Marriott di Islamabad pada September lalu, dan memiliki hubungan dengan serangan-serangan bom pada 1998 terhadap Kedutaan Besar AS di Afrika.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan Pakistan digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Pakistan menempatkan sekitar 120.000 prajurit di sepanjang perbatasan itu dan menekankan bahwa tanggung jawab menghentikan penyusupan juga bergantung pada pasukan keamanan yang berada di Afghanistan.
Menurut militer Pakistan, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.
Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Ayman al-Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.
Terdapat sekitar 70.000 pengungsi Afghanistan di Bajaur, yang tinggal di sana sejak akhir 1970-an setelah mereka melarikan diri dari invasi Uni Sovyet ke Afghanistan.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009