Jerusalem (ANTARA News/AFP) - Israel menyatakan kekhawatirannya terhadap rencana pertemuan Ahad antara presiden Swiss dan musuh bebuyutan negara Yahudi itu, Iran sebagai bagian dari konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang kontroversi mengenai rasisme di Jenewa.

Menjelang konferensi itu dibuka Senin, Presiden Swiss Hans-Rudolf Merz mengadakan pertemuan dengan timpalannya dari Iran, Mahmoud Ahmadinejad dalam acara santap malam yang diselenggarakan bagi para peserta konferensi, Ahad.

"Kami sedang berusaha untuk membujuk presiden Swiss untuk tidak bertemu dengan Ahmadinejad," kata Aharon Lechnoyaar, wakil Israel di PBB di Jenewa kepada radio umum.

Jurubicara kementerian luar negeri Israel, Yossi Levy menyebutkan pertemuan PBB itu sebagai satu `pertunjukan yang tragis`.

"Secara resmi pertemuan itu bertujuan untuk melarang rasisme, tapi hal itu mengundang Holocaust yang menyerukan untuk menghancurkan Israel," katanya.

Kehadiran Ahmadinejad dalam acara itu memicu ketakutan-ketakutan bahwa pertemuan lima hari tersebut akan berakhir dengan tidak menyenangkan, seperti pada pertemuan sebelumnya yang diadakan delapan tahun silam di Durban, Afrika Selatan.

Presiden Iran, yang sejauh ini merupakan satu-satunya kepala negara yang akan menghadiri konferensi untuk Meninjau Kembali Konferensi Durban, dianggap telah mengendalikan kekhawatiran dengan berulangnya pernyataan Holocaust hanya sebagai `mitos` dan menyerukan agar Israel dihapuskan dari peta dunia.

Para perunding di Jenewa mengatakan Jumat bahwa negara-negara Barat dan negara-negara Muslim telah sepakat mengenai deklarasi yang dibuat dengan banyak masalah yang kontroversi berkaitan dengan diskriminasi keagamaan, antara Israel dan Timur Tengah.

Namun pada Sabtu, pendukung setia Amerika Serikat mengatakan, bahwa pihaknya tidak akan ikut ambil bagian dalam konferensi itu karena deklarasi akhir dari konferensi tersebut masih memasukkan anggapan bahwa Washington `tak bisa mendukung.`

AS bersama dengan Israel, bersikap keluar dari Konferensi Dunia soal Rasisme di Durban pada 2001 setelah terjadi sengketa dengan beberapa negara Muslim mengenai perlakuan Israel terhadap bangsa Palestina dan anti-Semitisme.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009