Gaza (ANTARA News/PNA/Xinhua-OANA) - Seorang pemimpin senior kelompok Fatah mengatakan gerakan pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas itu dilarang di sebagian besar wilayah Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.

"Hamas bukannya tidak mengakui Fatah sebagai satu lembaga, tapi pihaknya menahan kegiatan Fatah di Gaza," kata Ibraheem Abu-Najja, kepala perwakilan Fatah di Gaza, sambil mengatakan tidak ada ruang gerak untuk Fatah di Jalur Gaza.

Hamas mengambil alih semua instalasi keamanan di Jalur Gaza setelah mengalahkan pasukan pro Abbas itu dalam perang sengit pada 2007. Kemudian, gerakan Islam ini mengambil alih semua lembaga publik yang digunakan Fatah.

Melalui kantor yang dia kuasai, Abu al-Najja mengatakan, kantor tersebut digunakan para pimpinan keamanan yang ingin menahan pimpinan Hamas, sebelum gerakan Islam itu menang dalam pemilu pada 2006.

"Saya membebaskan pimpinan Hamas tujuh kali dari penjara, namun mereka membantah perlakuan ini," katanya.

Presiden Abbas telah melakukan konsolidasi pemerintahannya di Tepi Barat setelah pasukannya kalah di Gaza. Hamas mengatakan, pasukan pro Abbas masih berusaha melakukan aksi kekerasan terhadap para anggota Hamas dan pendukungnya di Tepi Barat.

Beberapa pekan berselang, pemimpin kelompok Palestina, termasuk Hamas dan fatah, menjawab prakarsa Mesir dan telah melakukan beberapa kali pembicaraan yang bertujuan mewujudkan rekonsiliasi dan bersatu kembali.

Perundingan-perundingan tampaknya akan dilanjutkan 26 April, karena Hamas dan Fatah masih berbeda pendapat mengenai program politik yang diusulkan pemerintah persatuan dan undang-undang pemilu. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009