Seoul (ANTARA News/AFP) - Korea Selatan (Korsel), Minggu menyetujui tawaran Korea Utara (Korut) untuk berunding tentang kawasan industri bersama yang dibiayai Seoul yang jika diadakan akan menjadi pertemuan tatap muka pertama antara para pejabat kedua negara dalam sekitar satu tahun.
Pyongyang yang memutuskan semua kontak langsung dengan pemerintah konservatif Korsel awal tahun lalu , menawari Seoul untuk melakukan perundingan "menyangkut kawasan industri Kaesong", kata kementerian unifikasi, Sabtu.
Tidak jelas secara apa yang Korut maksudkan dengan kawasan industri yang terletak persis di perbatasan Korut itu.
Satu delegasi Korsel beranggotakan 10 orang akan bertolak ke Kaesong, Selasa untuk melakukan perundingan, kata jurubicara kementerian itu, Lee Jong Joo, dalam satu penjelasan singkat membahas tanggapan Korsel atas usulan itu.
"Pemerintah menerima tawaran Korut itu dan berencana melakukan kontak antar Korea di Kaesong 21 April," kata Lee.
"Kecemasan utama kami adalah keselamatan para warga kami dan pembangunan yang stabil di kompleks industri Kaesong."
Kawasan itu dibuka pada 2005 sebagai simbol rekonsiliasi tetapi terganggu oleh hubungan antar Korea yang tegang sejak Presiden Lee Myung Bak berkuasa di Seoul Februari 2008 yang berikrar akan bersikap lebih keras terhadap Pyongyang.
Desember tahun lalu, Korut menutup tempat-tempat penyeberangan perbatasan dan mengusir ratusan manajer Korsel dari zona itu.
Pada 30 Maret, seorang karyawan Korsel di Kaesong ditahan karena dituduh mengkritik rejim komunis Korut dan berusaha membujuk seorang pekerja wanita lokal untuk membelot.
Ia tetap ditahan dan Seoul mengatakan akses kepadanya ditolak.
Beberapa pengamat mengatakan Korut mungkin akan memperingatkan, bahwa kawasan industri Kaesong dan semua hubungan antar Korea diputuskan untuk jangka waktu tidak ditentukan jika Seoul bekerjasama dengan prakarsa pimpinan AS untuk mengekang perdagangan senjata pemusnah masalnya.
Pyongyang, Sabtu kembali memperingatkan bahwa keikutsertaan Seoul dalam Prakarsa Proliferasi Keamanan (PSI) akan dianggap sebagai satu deklarasi perang.
Korut adalah pengekspor terkemuka rudal-rudal dalam tahun-tahun belakangan ini.
Seoul menangguhkan pengumuman keputusannya untuk bergabung dengan PSI yang sebelumnya segera dilakukan setelah peluncuran roket oleh Korut pada 5 April. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009