Hongkong (ANTARA News/AFP) - Mata uang negara-negara Asia pekan ini sebagian besar menguat terhadap dolar AS karena pelaku pasar berhati-hati menyusul keluarnya data ekonomi AS yang masih suram.
Yen Jepang:
Yen menguat terhadap dolar AS selama sepekan karena dolar AS mengalami tekanan jual setelah keluar data ekonomi AS yang dinilai belum "sehat", kata para dealer.
Mata uang Jepang itu pada posisi 99,13 terhadap dolar AS di New York pada Jumat petang (17/4), menguat dibandingkan sepekan sebelumnya pada 100,36.
Rupiah Indonesia:
Akhir pekan kemarin, mata uang Indonesia itu ditutup pada Rp10.725 per dolar AS, menguat dibandingkan sepekan sebelumnya pada Rp11.385 per dolar AS.
Dolar Hongkong:
Mata uang Hongkong masih tetap dipatok 7,751 terhadap dolar AS, tidak berubah dari sepekan sebelumnya.
Yuan China:
Yuan Jumat ditutup pada 6,8326 terhadap dolar AS, tipis sekali menguat dari sepekan sebelumnya 6,8336.
Bank sentral China menetapkan tingkat paritas yuan pada 6,8311 terhadap dolar AS pada Jumat. Bank Rakyat China itu mengizinkan pergerakan dengan kisaran 0,5 persen dari tingkat paritas itu.
Dolar Singapura:
Dolar Singapura Jumat pada posisi 1,4987 terhadap dolar AS, menguat dari sepekan sebelumnya 1,5178.
Peso Filipina:
Mata uang Filipina itu menguat menjadi 47,86 terhadap dolar AS pada Jumat dari 48,03 pada 8 April, hari terakhir perdagangan sebelum hari libur Paskah.
Won Korea:
Mata uang Korea Selatan itu relatif datar, yang pada Jumat pada posisi 1.332,0 terhadap dolar AS, dan sepekan sebelumnya pada posisi 1.333 won.
Dolar Taiwan:
Dolar Taiwan ditutup pada Jumat di posisi 33,816 terhadap dolar AS, melemah dari sepekan sebelumnya 33,795.
Baht Thailand:
Baht melemah terhadap mata uang AS selama sepekan karena adanya keadaan darurat di negeri itu menyusul demonstrasi jalanan yang menjadi tindakan kekerasan.
Hari Jumat Baht ditutup pada 35,46-48 terhadap dolar AS, melemah dari sepekan sebelumnya 35,35-38. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
Salah satu impact positivenya adalah tidak terlalu terpengaruh dengan kurs Dollar lagi kecuali yang berhubungan dengan expor impor dengan negara Mr. Obama tsb..iya ga?
Untuk selanjutnya, sebaiknya gunakan mata uang antar negara dalam bertransaksi antar negara... jangan melalui US Dollar lagi....biar tidak tergantung sama US Dollar lagi....