Monte Carlo (ANTARA News/Reuters) - Peringkat satu dunia Rafael Nadal bertahan dari tantangan petenis Inggris Raya Andy Murray untuk maju mendekati rekor gelar kelima berturut-turut di Monte Carlo Masters setelah meraih kemenangan 6-2 7-6 pada semifinal, Sabtu.
Petenis Spanyol, yang memenangi 26 pertandingan terakhirnya di negara yang dipimpin seorang pangeran itu, akan melawan peringkat tiga dunia Novak Djokovic pada final, Minggu, setelah petenis Serbia itu bangkit untuk mengalahkan Stanislas Wawrinka dari Swiss 4-6 6-1 6-3.
"Saya bermain lebih baik hari ini dibanding pada hari-hari lainnya sehingga menjadi persiapan yang bagus untuk final," kata Nadal kepada wartawan.
Mengenai Djokovic, Nadal berkata, "Ia menjalani turnamen yang sangat bagus. Pasti, saya harus memainkan tenis terbaik saya jika ingin mendapat peluang untuk menang. Maka saya akan berusaha bermain agresif..."
"Saya tahu ini akan sulit, namun saya berharap bermain seperti hari ini atau sedikit lebih baik."
Nadal, yang tidak kehilangan satu set pun di Monte Carlo sejak final 2006 melawan Roger Federer, mendorong unggulan keempat Murray jauh ke belakang baseline, membuat lawannya hanya punya sedikit kesempatan untuk menyerang.
Murray kehabisan napas
Nadal, unggulan teratas asal Spanyol, membuka permainan dengan memimpin 4-1 dan mempunyai tiga kesempatan break point pada game keenam setelah memenangi sembilan poin beruntun saat Murray tampak kehabisan napas.
Petenis Inggris Raya itu menyelamatkan game ketiganya namun Nadal memenangi set pembuka pada game berikutnya ketika pukulan forehand Murray terlalu panjang.
Finalis AS Terbuka itu bermain lebih agresif pada awal set kedua namun Nadal terlalu kuat dan tidak mundur, mematahkan servis pada game keempat.
Murray menunjukkan harga dirinya pada game kesembilan ketika Nadal melakukan servis untuk menyudahi pertandingan pada kedudukan 5-3, menyudahi servis lawannya setelah menyelamatkan satu match point melalui drop shot yang bagus.
Petenis Skotlandia itu tampak menjelma dan, dengan dukungan penonton, mulai menghasilkan "winner" untuk memaksakan tiebreak.
Namun pemain berusia 21 tahun itu tidak mampu menahan petenis Spanyol yang memenangi tiebreak 7-4 setelah pertandingan berlangsung dua jam delapan menit, melompat ke udara dengan tangan mengepal merayakan kemenangan.
"Saya rasa dia pemain terhebat di lapangan tanah liat yang pernah ada," kata Murray, yang memainkan semifinal pertamanya di lapangan tanah liat, dalam jumpa pers.
"Pada awalnya saya terlalu banyak melakukan kesalahan. Saya terlalu banyak berusaha melakukan pukulan yang menghasilkan winner dari posisi yang salah."
"Kemudian pada akhir pertandingan saya mulai bermain sepatutnya. Saya memainkan bola ketika saya di luar posisi, sangat tinggi di atas net, memberi saya sendiri waktu untuk pulih dan mendikte banyak poin."
Sebelumnya, Djokovic harus berjuang keras untuk bangkit melawan unggulan 13 Wawrinka, yang mengalahkan sesama petenis Swiss dan tiga kali finalis Monte Carlo Roger Federer pada putaran ketiga.
"Ia memanfaatkan peluangnya dengan bijak. Kemudian pada set kedua, ceritanya benar-benar berbeda. Saya sungguh mengawali permainan dengan baik, agresif, persentase servis tinggi. Semuanya terbayar pada akhirnya," kata Djokovic kepada wartawan.
Wawrinka mengawali pertandingan dengan lebih baik, memenangi set pertama pada game kesembilan dalam usaha keempatnya namun secara bertahap kehilangan tenaga.
Petenis Serbia itu memberi lebih banyak tekanan terhadap Wawrinka pada set kedua untuk memimpin 5-0. Ia menyamakan kedudukan dengan hanya melakukan lima kesalahan sendiri saat mengantongi tujuh dari 27 poinnya di depan net.
Djokovic sempat lengkah di awal set penentuan, ketika Wawrinka mematahkan servisnya untuk memimpin 2-0 namun juara Australia Terbuka 2008 itu kemudian mulai mendikte permainan dari baseline,
menyudahi poin dengan menyerang ke depan net pada saat yang tepat.
Kesalahan backhand oleh Wawrinka menempatkan Djokovic kembali bersaing dan pemain Serbia itu mempererat genggamannya, kembali mematahkan servis melalui forehand winner pada game kelima yang berlangsung 10 menit.
Ia mengakhiri pertahanan Wawrinka dengan forehand winner pada match point ketiganya.
Tidak seorang pun menyamai rekor Nadal di turnamen Monte Carlo sejak tenis berubah menjadi profesional pada 1968. Ditanya apakah ia merasa tak terkalahkan di tempat tersebut, ia mengatakan, "Tidak. Tentu saja tidak."
Djokovic menambahkan, "Jika saya berpikir `Mission Impossible,` maka saya seharusnya tidak masuk ke lapangan, bagaikan dengan bendera putih." (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009