Yogyakarta (ANTARA News) - Calon anggota legislator (caleg) yang stres karena gagal duduk di kursi DPR atau DPRD merupakan orang yang bermental pencari kerja, bukan pribadi seorang pemimpin.

"Mereka yang maju sebagai caleg namun gagal kemudian stres dan berbuat aneh-aneh bukanlah pribadi seorang pemimpin, karena motivasi mereka hanya untuk memperoleh finansial dan hanya bermental pencari kerja," kata Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Noor Rahman Hadjam, di Yogyakarta, Sabtu.

Ia mengatakan, caleg yang bermental pencari kerja ini akan berupaya dengan segala cara untuk bisa lolos sebagai anggota dewan meski harus mengeluarkan dana yang cukup besar.

"Angan-angan mereka dengan berbagai cara termasuk dana yang besar berharap lolos sebagai anggota dewan, namun mereka tidak siap mental ketika gagal, karena kecewa terlalu dalam sering berperilaku aneh," katanya.

Menurut dia, dari sisi perasaan dan finansial kekecewaan tersebut menimbulkan frustrasi yang dalam sehingga kalau tidak mampu mengendalikan diri bisa saja seseorang itu bunuh diri.

"Dalam waktu dekat saya prediksikan akan terjadi fenomena aneh yang lain, menyusul banyaknya caleg yang gagal dalam pemilu legislatif," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, menjadi wakil rakyat merupakan pekerjaan yang besar sehingga perlu dilakukan pendidikan politik yang baik.

"Pendidikan politik ini ke depan penting diberikan untuk para caleg, baik sebelum mencalonkan diri maupun setelah menjadi wakil rakyat," katanya.

Melalui pendidikan politik yang memadai untuk para caleg, mereka akan mampu mengukur diri sendiri untuk terus maju sebagai wakil rakyat atau tidak.

"Partai politik juga harus lebih selektif menempatkan kadernya menjadi wakil rakyat, bukan hanya karena telah lama menjadi partisan partai atau ada sumbangsih yang nilainya besar, mereka diloloskan sebagai caleg," katanya.

Noor Rahman mengatakan, untuk meminimalkan stres bisa melakukan pendekatan spiritual maupun mental termasuk pendekatan psikologi religius.

"Pendekatan tersebut penting ebagai `obat` untuk caleg yang stres karena harapannya tidak terwujud," katanya.

Ia mengatakan, posisi anggota legislatif dalam Pemilu 2009 seakan menjadi lahan pekerjaan baru bagi masyarakat sehingga mereka tertarik menjadi caleg dengan harapan dan angan-angan yang besar.

"Padahal mereka sesungguhnya tidak memiliki idealisme menjadi anggota legislatif yang mengutamakan kepentingan rakyat," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009