Jambi (ANTARA News) - Menpora Adhyaksa Dault selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Garda Muda Merah Putih (GMMP) menyatakan tidak bersedia lagi menjadi ketua umum organisasi tersebut, namun hanya bersedia menjadi ketua dewan pembina.
"Saya tidak bersedia lagi ketua. Tapi tidak apa-apa menjadi ketua dewan pembina," kata Adhyaksa saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) I GMMP, di Jambi, Sabtu.
Selanjutnya, kata menteri asal PKS tersebut, Ketua DPN GMMP bisa berasal dari partai manapun. "Asal jangan dari PKI (Partai Komunis Indonesia)," katanya.
Bahkan Adhyaksa berharap ketuanya berasal dari bukan dari partai yang sama denganya. "Kalau boleh ketua berasal dari partai lain dari partai saya, atau dari independen," katanya.
Hal itu untuk membuktikan bahwa GMMP merupakan wadah bagi semua golongan dan mereka bisa bersatu.
Adhyaksa berharap pada 29 Juni diadakan rapat kerja nasional GMMP di Jakarta. Ia juga berharap rakernas dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam dua bulan ini Adhyaksa berharap organisasi melakukan konsolidasi dan terbentuk kepengurusan di seluruh daerah.
Mengenai alasan pembentukan GMMP, Adhyaksa mengatakan, agar bangsa tidak pecah.
Ia mengatakan pada tahun 2000, ada seorang pengamat dari luar negeri yang mengatakan bahwa Indonesia bergerak menuju negara gagal. Pernyataan itu merisaukan Adhyaksa.
Namun, katanya, ramalan tersebut tidak terjadi dan bahkan Indonesia semakin kuat.
Adhyaksa mengatakan, reformasi bisa mengarah ke disintegrasi bangsa dan bisa mengarah terbentuknya demokratisasi dan jati diri bangsa.
Jika ingin terbentuk demokratisasi dan jati diri bangsa, katanya, maka cara berpikir, berkehendak dan berbuat komponen bangsa harus berwawasan nasional. Selain itu, katanya, TNI/Polri dan PNS juga harus kuat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009