Saat rakyat Venezuela menderita, komplotan rahasia ini mempertebal kantong mereka dengan uang hasil narkoba dan korupsi
Washington (ANTARA) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendakwa Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan belasan pejabat tinggi lainnya atas tuduhan "terorisme narkoba", eskalasi terbaru tekanan Pemerintahan Trump yang bertujuan menggulingkan pemimpin sosialis tersebut.
Departemen Luar Negeri menawarkan imbalan hingga 15 juta dolar AS (sekitar Rp239 miliar) untuk informasi penangkapan dan hukuman Maduro yang negaranya diguncang oleh krisis ekonomi parah dan gejolak politik selama bertahun-tahun.
Dakwaan tersebut, yang menjadi tindakan langka AS terhadap kepala negara asing, menandai tahap baru yang serius terhadap Maduro oleh Washington, di saat sejumlah pejabat AS secara pribadi menyebutkan Presiden Donald Trump semakin frustrasi dengan hasil kebijakannya soal Venezuela.
Baca juga: Keponakan Ibu Negara Venezuela akan jalani persidangan kasus kokain
Jaksa Agung William Barr, yang mengumumkan dakwaan di antaranya konspirasi terorisme narkoba, korupsi serta perdagangan narkoba, menuding Maduro dan rekan-rekannya berkolusi dengan faksi pembangkang kelompok gerilyawan Kolombia, FARC, "untuk membanjiri AS dengan kokain."
"Saat rakyat Venezuela menderita, komplotan rahasia ini mempertebal kantong mereka dengan uang hasil narkoba dan korupsi," kata Barr mengenai Maduro dan mereka yang ikut didakwa.
Pejabat lainnya yang terseret dalam dakwaan yang diumumkan pada Kamis, di antaranya Menteri Pertahanan Vladimir Padrino Lopez, pemimpin senior sosialis Diosdado Cabello, dan hakim Mahkamah Agung Maikel Jose Moreno Perez, yang dituduh dengan pencucian uang. Pemerintah AS menawarkan 10 juta dolar AS (sekitar Rp159 miliar) atas informasi penangkapan Cabello.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020