Yogyakarta (ANTARA News) - Pernyataan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla bahwa partai itu tidak mungkin mengajukan calon presiden karena perolehan suara partai ini hanya 14 persen adalah upaya menghindarkan Golkar menjadi poros utama koalisi.

"Memang sesuai undang-undang pernyataan itu betul karena partai politik yang dapat mengajukan capres adalah yang memperoleh suara minimal 20 persen, tetapi sebenarnya parpol dapat bergabung membentuk koalisi sehingga dapat mengajukan capres," kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada AAGN Ari Dwipayana di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, secara kalkulatif, pernyataan Kalla itucukup aneh namun sebenarnya mengisyarakatkan bahwa Kalla tidak ingin Golkar menjadi poros utama koalisi.

Kalau menjadi poros utama, maka Golkar harus merangkul sejumlah partai membentuk koalisi untuk mengajukan capres dengan Golkar sebagai poros utama koalisi," katanya.

Ia menilai, pada satu sisi pernyataan Kalla itu menunjukkan pendekatan pragmatis bahwa yang paling menguntungkan adalah menjadi cawapres untuk calon presiden Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.

"Di sisi lain, jika membentuk blok sendiri, Golkar harus menggalang kekuatan dengan partai lain, dan kesempatan ini dirasakan JK tidak terlalu besar," lanjutnya.

Dengan cara ini Kalla tidak ingin membentuk koalisi sendiri karena langkah ini menuntu upaya lebih serius dibandingkan hanya menjadi cawapres untuk Yudhoyono. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009