Mumbai (ANTARA News/AFP) - Pengadilan India, Jumat, menolak upaya tersangka militan muslim yang ditangkap selama serangan teror Mumbai tahun lalu untuk memindahkan kasusnya ke sebuah pengadilan anak-anak.

Pengacara Abbas Kazmi, yang membela Mohammed Ajmal Kasab, seorang warganegara Pakistan, mengatakan, kliennya menjelaskan padanya bahwa ia "bahkan belum mencapai usia 17 tahun" ketika serangan itu terjadi November lalu.

"Ia masih di bawah 18 tahun. Dalam keadaan seperti itu ia dianggap sebagai seorang anak dan pengadilan ini tidak memiliki kewenangan hukum untuk menyidangkan kasusnya," kata Kazmi kepada pengadilan yang menyidangkan kasus tersebut.

"Kasus itu seharusnya dipindahkan ke pengadilan anak. Sebagai seorang anak ia seharusnya diperlakukan demikian... kami tidak bisa melanjutkannya," kata pengacara itu.

Namun, jaksa penuntut umum Ujwal Nikam menolak permintaan itu dengan mengatakan berdasarkan pengakuan Kasab kepada polisi dan pada penyerahannya ke penjara, ia berusia 21 tahun.

"Pada hari insiden itu -- 26 November 2008 -- ia telah berusia 21 tahun, dua bulan dan sekitar 13 hari," kata Nikam.

Hakim M. L. Tahiliyani meminta Kasab berdiri di tempat terdakwa dan kemudian berkomentar, "Ketika orang melihat terdakwa nomor satu, tidak tampak berusia di bawah 17 tahun."

Dalam penolakannya atas permintaan pemindahan kasus itu, hakim tersebut menambahkan, "Menurut pertimbangan saya, permohonan itu tidak keruan dan dimaksudkan untuk menunda persidangan."

Meski demikian, Tahiliyani tidak mengesampingkan pemeriksaan kembali masalah itu.

Kasab, yang disebut-sebut sebagai anggota kelompok muslim terlarang Pakistan, Lashkar-e-Taiba (LeT), menghadapi serangkaian tuduhan mencakup "pengobaran perang" terhadap India, pembunuhan, usaha pembunuhan dan penculikan.

Ia bisa dijatuhi hukuman mati jika terbukti bersalah mengambil bagian dalam serangan November 2008 di Mumbai, di mana 10 orang besenjata mendarat di kota itu dengan kapal dan membunuh lebih dari 160 orang. Ratusan orang juga cedera dalam serangan tersebut.

Kasab adalah satu-satunya yang selamat diantara 10 militan yang melakukan serangan teror. Sembilan penyerang lain tewas dibunuh oleh pasukan keamanan.

Serangan teror di Mumbai itu juga telah meningkatkan ketegangan antara India dan Pakistan.

Perdana Menteri India Manmohan Singh mencurigai serangan itu mendapat dukungan dari sejumlah "badan resmi", dengan menuduh Pakistan menggunakan terorisme sebagai "instrumen kebijakan negara".

Baik LeT maupun Pakistan membantah terlibat dalam serangan-serangan tersebut.

Sejumlah warga asing termasuk diantara korban yang tewas dalam serangan-serangan militan itu.

Sebuah kelompok tak dikenal yang menamakan diri Deccan Mujahedeen mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, dan seorang bersenjata mengatakan kepada saluran televisi India melalui telefon bahwa mereka berasal dari India dan melakukan serangan itu karena perlakuan terhadap muslim India.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan kelompok Lashkar-e-Taiba, yang memerangi India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, jurubicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan Mumbai berasal dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

India dan Pakistan terlibat dalam tiga perang dan hampir terjerumus ke dalam perang keempat setelah serangan militan pada 2001 terhadap gedung parlemen India.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009