Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) prihatin dengan masih maraknya peredaran produk makanan tidak halal di pasaran dan meminta pemerintah bersikap tegas terhadap persoalan itu.

"Diperlukan satu ketegasan pemerintah mengenai produk halal. Umat Islam sebagai mayoritas harus dilindungi (dari produk tidak halal)," kata Ketua PBNU Prof Dr Ridwan Lubis di Jakarta, Jumat.

Ridwan mengemukakan hal itu terkait keresahan di kalangan umat Islam menyusul terungkapnya peredaran abon sapi yang mengandung campuran daging babi di pasaran.

Dikatakannya, sikap tegas pemerintah tersebut menyangkut aturan yang dikeluarkan dan terutama pada penegakan aturan tersebut.

"Kalau perlu diadakan razia rutin untuk memastikan kehalalah produk makanan di Indonesia," kata dosen Universitas Islam Negeri Jakarta tersebut.

Di sisi lain, Ridwan juga meminta kalangan pengusaha makanan menghargai umat Islam dengan tidak memproduksi makanan haram berkedok halal hanya demi keuntungan bisnis.

"Bagi umat Islam kehalalan makanan ini soal serius. Kalau makanannya haram kan tidak bisa langsung hilang karena mengalir dalam darah," katanya.

Dikatakannya, jika pengusaha jujur dengan mencantumkan label halal atau haram bagi muslim, mereka akan diuntungkan. "Akan ada kepercayaan dari konsumen," katanya.

Umat Islam juga diminta berhati-hati jika membeli makanan dan tidak mudah tergoda hanya karena kemasan bagus dan harganya murah, tanpa mempertimbangkan aspek kehalalannya.

"Kalau yang sudah terlanjur, ya, tidak apa-apa karena di luar kesengajaan. Tapi kalau sudah tahu begini kan berarti bukan tidak sengaja lagi. Kalau perlu kita boikot saja, kita kasih terapi kejut agar tidak seenaknya," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2009