Surabaya (ANTARA News) - Kubu Persebaya Surabaya merasa dirugikan dengan dibatalkannya laga Copa Indonesia melawan Persitara Jakarta Utara yang seharusnya digelar di Stadion Lebak Bulus Jakarta, Minggu (19/4) mendatang.

Persebaya menuntut Badan Liga Indonesia mengganti uang tiket pesawat yang sudah terlanjur dibeli dan meminta badan itu merealisasikan janjinya memberikan kemenangan apabila laga dibatalkan karena tidak mendapat ijin dari kepolisian, kata Manajer Persebaya, Indah Kurnia, di Surabaya, Jumat.

"Sebenarnya tim sudah harus berangkat hari ini sesuai tiket yang sudah kami pesan sebelumnya. Tapi secara mendadak laga dibatalkan dan kami tidak bisa membatalkan pembelian tiket yang totalnya mencapai Rp18 juta tersebut," katanya.

Mengutip pernyataan BLI sebelumnya, Indah Kurnia menyebutkan apabila ada tim yang tidak bisa menyelenggarakan pertandingan di kandang, karena tidak mendapatkan izin dari kepolisian, tim tersebut harus mencari tempat alternatif.

Selain itu, tim tuan rumah juga harus memberitahukan kepada BLI dan menjadwal ulang pertandingan maksimal tujuh hari sebelum jadwal yang sudah ditetapkan.

Namun, hingga tiga hari menjelang pertandingan, Persebaya sama sekali tidak mendapat pemberitahuan dari Panpel Persitara maupun BLI, sehingga menganggap laga tetap berjalan sesuai jadwal semula.

"Kalau mengacu pada pernyataan Direktur Kompetisi BLI Djoko Driyono pada pertemuan dengan tim-tim divisi utama di Surabaya beberapa waktu lalu, Persebaya berhak atas tiga poin dari Persitara," ujar Indah Kurnia.

Persebaya akan segera mengirimkan surat resmi kepada BLI perihal klaim ganti rugi tiket pesawat, sekaligus menagih janji poin kemenangan atas Persitara.

Ketua Umum Persebaya, Saleh Ismail Mukadar juga mendukung langkah yang dilakukan manajemen tim, karena sudah merasa dirugikan dengan pembatalan laga tersebut.

"Sesuai kesepakatan saat pertemuan di Hotel Sheraton Surabaya beberapa waktu lalu, penundaan laga kurang dari tujuh hari, tuan rumah dianggap kalah WO," tegasnya.

Protes PSSI

Sementara itu terkait kekalahan kontroversial 0-1 atas tuan rumah Persema Malang pada laga Divisi Utama, Kamis (16/4), Persebaya melayangkan protes resmi kepada Komisi Disiplin PSSI atas hasil laga tersebut.

Materi protes adalah keputusan wasit Syamsudin Linta dari Jakarta dan hakim garis Sumadi yang mengesahkan gol penyerang Persema, Brima Pepito Sanusie pada menit ke-78.

"Surat protes yang kami kirimkan akan disertai video rekaman pertandingan sebagai barang bukti," kata Sekretaris Tim Persebaya, Supriyadi.

Menurut ia, wasit yang memimpin laga tersebut sudah kehilangan akal, karena tidak bisa memberikan hadiah pinalti sehingga mengesahkan bola yang seharusnya belum masuk gawang Persebaya menjadi gol, untuk memenangkan Persema.

Bola sundulan Pepito yang lepas dari tangkapan kiper Persebaya Endra Prasetya, masih bisa dihalau Mat Halil sebelum melewati garis gawang.

Wasit Syamsudin Linta sebenarnya tidak melihat kejadian itu, tapi mengesahkan terjadinya gol, setelah melihat asisten wasit (hakim garis) Sumadi berlari ke tengah sambil mengibarkan bendera ke bawah, sebagai tanda terjadinya gol.

Keputusan gol itu langsung diprotes pemain dan ofisial Persebaya hingga melakukan aksi mogok bertanding selama beberapa menit. "PSSI harus mengambil tindakan tegas atas kasus ini," kata Supriyadi.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009