Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menyerang balik pernyataan Wakil Sekjen DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah, yang mengatakan PKS akan menarik diri dari rencana koalisi dengan Partai Demokrat apabila Susilo Bambang Yudhoyono menggandeng Jusuf Kalla sebagai Cawapres.

"Ada apa PKS? Padahal sebelumnya PKS yang mendorong Jusuf Kalla untuk menjadi Cawapres," kata Priyo dalam dialektika demokrasi bertema "Koalisi; Siapa Dekati, Siapa Jadi" di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat.

Priyo mengemukakan, pernyataan PKS--yang merupakan pernyataan resmi--merupakan intervensi terhadap Golkar dimana Jusuf Kalla adalah nama yang paling diunggulkan untuk menjadi Cawapres dalam koalisinya dengan Partai Demokrat.

Karena itu, kata dia, pernyataan PKS sebagai hal yang membuat ketersinggungan Golkar.

Dia mempertanyakan, alasan PKS menolak berkoalisi dengan Partai Demokrat untuk menjagokan Yudhoyono dalam Pemilihan Presiden/Wakil Presiden (Pilpres) 8 Juli 2009 apabila Yudhoyono kembali menggandeng Jusuf Kalla.

"Apa dasarnya. Hak Partai Golkar untuk encalonkan ketua umumnya," katanya.

Priyo yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR RI menyatakan, sikap PKS itu mengganggu kecenderungan Golkar untuk melanjutkan koalisi dengan Partai Demokrat, padahal arah koalisi Golkar dan Partai Demokrat merupakan sikap paling realistis walaupun masih akan dibahas dalam Rampim Khusus Golkar pada 23 April 2009.

Koalisi Partai Demokrat dengan Partai Golkar akan menghasilkan pemerintahan kuat dan mendapat dukungan kuat dari parlemen. Pemerintah akan efektif menjalankan program kerjanya kalau didukung kuat parlemen

Kolisi ini juga akan menciptakan Pilpres berlangsung satu putaran. "Kita ingin Pilpres lebih efisien. Kalau bisa satu putaran, mengapa mesti berputar-putar?," katanya.

Dengan kecenderungan itu, Priyo mengakui, rencana koalisinya dengan PDIP kemungkinan besar tidak lagi bisa dilanjutkan. Namun apabila memungkinkan, komunikasi tetap berlangsung.

Demi mewjjudkan koalisi, Partai Golkar akan menerima hasil pemilu walaupun ada catatan-catan, misalnya, terkait Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Namun Priyo menolak anggapan bahwa Golkar mengemis kepada Partai Demokrat. Skap Golkar yang cenderung berkoalisi dengan Partai Demokrat sekaligus menempatkan Jusuf Kalla sebagai cawapres bagi Yudhoyono merupakan sikap realistis terkait hasil pemilu.

"Pertimbangan kami realistis, demi kemajuan bangsa. tentu yang diunggulkan untuk menjadi cawapres adalah ketua umum partai," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009