Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah hanya akan menerbitkan sukuk global satu kali saja selama 2009.
"Untuk yang sukuk dalam negeri memang masih ada jadual penerbitan lagi, tapi kalau yang global dirasa sudah cukup," kata Direktur Pembiayaan Syariah Ditjen Pengelolaan Utang Depkeu, Dahlan Siamat di Jakarta, Jumat.
Ia menyebutkan, jika misalnya memasuki kuartal IV ada indikasi pembiayaan tidak mencukupi, maka pemerintah dapat menerbitkan sukuk lagi di dalam negeri.
Ia menyebutkan, masih ada sisa aset yang dapat dijadikan sebagai underlying aset penerbitan sukuk di dalam negeri.
"Sebenarnya kita bisa menerbitkan sukuk global hingga 700 juta dolar AS, namun yang kita terbitkan hanya 650 juta dolar AS sehingga masih ada sisa 50 juta dolar AS yang bisa dijadikan tambahan untuk penerbitan sukuk dalam negeri," katanya.
Mengenai tingkat kupon/imbal hasil sukuk global sebesar 8,8 persen, Dahlan mengatakan, tingkat yang rendah menunjukkan kondisi pasar yang mulai membaik.
Sebelumnya Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu Rahmat Waluyanto mengatakan, pemerintah menerbitkan sukuk global senilai 650 juta dolar AS.
Jenis suku global yang diterbitkan adalah Indo-Sukuk Al Ijarah/Sale and Lease Back. Penentuan harga (pricing) sudah dilakukan pada 16 April 2009 yaitu dengan harga at par 100 persen, dengan tingkat kupon tetap sebesar 8,8 persen.
"Tanggal penerbitan dan settlement pada 23 April 2009 dan akan jatuh tempo pada 23 April 2014," katanya.
Menurut dia, ada kelebihan permintaan terhadap penawaran sukuk global RI sebesar 7 kali lipat. Total penawaran yang masuk mencapai 4,6 miliar dolar AS dari 230 investor.
Menurut Rahmat, secara geografis, sukuk global RI sebesar 650 juta dolar AS terdistribusi ke wilayah Timur Tengah sebesar 30 persen, Asia termasuk Indonesia 40 persen, Amerika Serikat 19 persen, dan Eropa 11 persen.
Sementara distribusi berdasarkan jenis investor terdiri dari fund manager 45 persen, bank 37 persen, investor ritel 14 persen, asuransi dan dana pensiun 4 persen.
Tujuan penerbitan sukuk global adalah untuk pemenuhan sebagian target pembiayaan APBN 2009, diversifikasi instrumen pembiayaan, dan memperluas basis investor sukuk di pasar internasional.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009