Ambon (ANTARA) - Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon membagikan tip membuat cairan pembersih tangan atau hand sanitizer dari bahan-bahan yang mudah didapat, sebagai penangkal penyebaran virus corona penyebab COVID-19.

"Hand sanitizer sebenarnya bisa kita bikin sendiri, yang diperlukan hanya alkohol karena fungsinya untuk anti bakteri dan lidah buaya sebagai pelembabnya," kata Peneliti Bidang Kimia P2LD-LIPI Rafidha Opier di Ambon, Kamis.

Seiring meningkatnya antisipasi penyebaran COVID-19 di Kota Ambon, stok cairan pembersih tangan yang mudah dibawa saat keluar rumah juga semakin langka di pasaran.

Mengatasi hal tersebut, Rafidha menyarankan masyarakat Maluku untuk membuatnya sendiri, hanya dengan mencampurkan alkohol etanol berkonsentrat 96 persen yang bisa dibeli di apotik-apotik terdekat dan tanaman lidah buaya.

Baca juga: Penggunaan "hand sanitizer" sebaiknya selagi tak ada air mengalir

Baca juga: FMIPA Universitas Palangka Raya produksi 'hand sanitizer'

Baca juga: Mahasiswa IKIP BU Malang gratiskan 1.000 botol hand sanitizer

Fungsi dari alkohol sebagai pembunuh kuman dan bakteri, sedangkan lidah buaya untuk melembabkan tangan, karena jika menggunakan cairan alkohol secara langsung bisa menyebabkan tangan kering.

Saat mencampurkan kedua bahan tersebut, konsentrat alkohol harus dipastikan tidak kurang dari 75 persen, karena yang efektif sebagai anti bakteri konsentratnya berkisar antara 75 persen sampai 80 persen.

Pelembab yang digunakan juga harus tanaman lidah buaya, bukan gel lidah buaya yang banyak dijual di pasaran, guna mencegah tidak ada senyawa lain yang bercampur dan menurunkan kadar alkohol.

Rafidha mencontohkan, dalam satu liter alkohol berkonsetrat 96 persen, bisa ditambahkan 50 gram lidah buaya sebagai pelembab.

"Kami menyarankan untuk mencoba yang sebisanya ada di masyarakat. Bagusnya jangan gel lidah buaya yang banyak dijual di pasaran, karena sudah pasti selain lidah buaya juga ada tambahan macam-macam senyawa lain di dalamnya, misalnya pengawet," ujarnya.

Dikatakannya lagi, berdasarkan petunjuk pembuatan cairan pembersih tangan dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization - WHO) dan Badan Pengawasan Obat-Obatan dan Makanan (BPOM), bahan-bahan yang diperlukan adalah alkohol 96 persen, hidrogen peroksida sebagai buat oksidan dan gliserol untuk bahan pelembab.

Alkohol bisa dengan mudah diperoleh oleh masyarakat karena banyak dijual di apotik, tetapi hidrogen peroksida dan gliserol sulit didapatkan di Kota Ambon, karena itu sebagai penggantinya bisa menggunakan lidah buaya.

"Mudah, hanya bahan-bahannya sulit didapatkan di Ambon sulit, sehingga kalau dari kami di kantor bikinnya dari alkohol harus 96 persen kemudian harus ditambahkan pelembab, bisa menggunakan tanaman lidah buaya untuk pelembabnya," katanya.

Kendati membuat cairan pencuci tangan cukup mudah, Rafidha menganjurkan kepada masyarakat agar lebih mengutamakan mencuci tangan dengan sabun cuci tangan dan air mengalir untuk mencegah penularan COVID-19.

Selain itu, cairan pencuci tangan yang dibuat sendiri harus disimpan jauh dari api dan suhu tinggi, karena alkohol dan hidrogen peroksida terbuat dari bahan atau zat yang mudah terbakar.

"Pemakaian hand sanitizer tentu akan ada efek sampingnya, jadi bijaksanalah dalam menggunakannya. Penggunaannya pun untuk memang yang susah menjangkau air bersih dan sabun, terutama bagi yang harus bepergian keluar rumah," ucap Rafidha Opier.*

Baca juga: Phapros salurkan vitamin dan hand sanitizer untuk cegah COVID-19

Baca juga: Cairan pembersih tangan dibagikan IAIN Jember kepada 100 masjid

Baca juga: IABI: Pemerintah harus pastikan masker-penyanitasi tangan tersedia

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020